SALATIGA , Mantranews – Harga cabai rawit merah di beberapa pasar tradisional di Kota Salatiga sampai saat ini masih tinggi. Yakni berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per kilogram.
Kondisi ini dikeluhkan kalangan ibu rumah tangga karena sebagian anggota keluarga mereka suka masakan yang pedas. Bahkan ada ibu-ibu yang belum meninggalkan cabai untuk memasak.
“Bagi saya makanan tidak pedas, rasanya hambar. Padahal harga cabai sedang mahal. Rawit merah harganya Rp 60.000 per kilogram. Dengan harga setinggi itu, terpaksa harus mengurangi pemakaian cabai,” kata salah seorang ibu rumah tangga, Sumiyati (46) warga Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga, Rabu (31/7).
Dia mengatakan, biasanya kebutuhan cabai rawit merah dalam satu hari sekitar satu ons. Berhubung harga cabai sedang tinggi, harus berhemat. “Mau tidak mau harus berhemat. Sekarang satu ons, untuk dua sampai tiga hari,” ujarnya.
Senada dikatakan ibu rumah tangga lainnya. Erni (38) menuturkan, cabai memang bukan termasuk bumbu pokok. Namun, dirinya tidak bisa meninggalkan cabai untuk melengkapi sajian makanan sehari-hari.
“Berhubung cabai mahal, ya terpaksa harus mengurangi porsi. Biasanya satu ons satu kali membuat sambal. Sekarang untuk dua kali,” ujarnya.
Dia berharap, harga cabai bisa turun agar tidak kebingungan dalam mengolah masakan untuk anggota keluarganya. “Satu rumah doyan pedas semua. Makan kalau tidak ada sambal, rasanya kurang nikmat. Semoga harga cabai segera turun,” ujarnya. (Angga Rosa – Mantranews)