Semarang, Mantranews.id – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai merapatkan barisan sebulan menjelang dibukanya pendaftaran calon kepala daerah di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jateng.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jawa Tengah Muhammad Afif mengatakan bahwa Ketua DPW PKB Jateng M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) dengan PKS baru sebatas silaturahim dan melakukan penjajakan.
“Baliau (Gus Yusuf) ke sini juga mencari info mengenai persiapan PKS di Pilkada 2024. PKS sendiri ini ‘kan selalu membuka diri dengan partai manapun termasuk PKB. Sekarang ini memang masih cair dan dinamis,” ujarnya di kantor DPW PKS Jateng, Semarang, Senin (15/7) sore.
Menurut pandangan PKS, kata dia, Gus Yusuf merupakan salah satu tokoh yang layak menjadi pemimpin di Jawa Tengah. Apalagi ditambah dengan kemenangan PKB di Pemilu 2024 lalu dengan perolehan 20 kursi.
“Intinya semua yang hadir ke sini tetap diterima. Walaupun di PKS sendiri nanti ada mekanisme, kita akan bahas di tim Pilkada kemudian dengan memerhatikan arahan dari DPP PKS karena untuk Pilgub ini ‘kan DPW tidak bisa bergerak sendiri harus ada campur tangan DPP. Kita di DPW kewajibannya melakukan komunikasi politik,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPW PKB Jateng M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) mengatakan bahwa dialog dengan PKS dilakukan di Ruang VIP sekitar 30 menit dengan membahas persamaan visi, misi, serta bagaimana menyinergikan Pilgub Jateng mendatang.
“Silaturahmi antarpartai. PKB ke PKS tentu punya kesamaan dan punya niat baik ke depan. Kita sinergikan bagaimana Pilgub Jateng, pandangan PKS seperti apa, dan Pilkada di 35
kabupaten/kota di Jateng,” kata Gus Yusuf. Ia menyampaikan bahwa PKS merupakan partai yang terbuka untuk menjalin komunikasi dengan partai manapun. Pihaknya juga menganggap banyak kesamaan PKB dan PKS.
“Kami ingin bergandeng tangan termasuk dengan partai mana saja. Bagaimana kesamaan bisa disatukan. Ada pernyataan PKS-PKB tidak bisa bersama, itu stigma tidak benar karena sudah ada bukti. Basis massa ya hampir mirip ya basis Islam, tradisional, nasional,” tegasnya. (riz/ika)