Berita Politik

Money Politik Sudah Dianggap Lumrah 

9b070ff845ff1758c7b02f3b7aa827ba

SALATIGA, Mantranews.id – Praktik politik uang dalam proses pelaksanaan pesta demokrasi di Kota Salatiga tampaknya sulit dihilangkan. Bahkan, sebagian masyarakat sudah menganggapnya sebagai hal yang biasa dan lazim terjadi saat Pemilu maupun pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Saptono (55) warga Blotongan, Kecamatan Sidorejo tidak menampik adanya dugaan permainan uang setiap perhelatan Pemilu Legislatif maupun Pilkada. “Sekarang politik uang bukan menjadi rahasia umum. Jual beli suara antara tim sukses dan warga dilakukan secara terang – terangan,” katanya, Rabu (21/8).

Dia menuturkan, proses transaksi jual beli suara dilakukan tim sukses dan warga jauh hari sebelum hari H pemungutan suara Pemilu Legislatif maupun Pilkada. Dan pembayaran dilakukan pada H – 7 hingga H – 1 pemungutan suara.

“Sejak awal tim sukses mendata pemilih yang diprediksi mau menerima uang dari tim calon. Bahkan satu orang tim sukses bisa mendata ratusan pemilih. Menjelang hari baru uangnya diberikan kepada pemilih yang sudah terdata,” jelasnya. 

Dia menyatakan, sebagian besar warga siap menerima pemberian dari tim peserta Pemilu Legislatif maupun Pilkada. Bahkan ada warga yang menunggu tim yang akan membeli suara mereka.

“Itu (politik uang) terjadi merata di semua daerah di Salatiga. Tapi kalau dibuktikan susah. Sebab praktik politik sangat rapi,” ucapnya. 

Sebelumnya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Salatiga Noor Rofiq menyatakan, pihaknya sepakat untuk menolak praktik politik uang dalam pelaksanaan kontestasi Pilkada maupun Pemilu Legislatif. Hanya saja, kata dia, praktik politik uang sulit dihilangkan karena ada masyarakat yang mengharapkan. 

“Kita semua sepakat menolak politik uang, tapi pada kenyataannya ada masyarakat yang menunggu praktik politik uang. Ini menjadikan politik uang sulit dihilangkan,” tegasnya. (Ang/Bas-Mantranews).