Berita Bisnis Edukasi

Ness-App, Inovasi Revolusioner Bagi Industri Sarang Burung Walet

IMG 20240813 130348

SALATIGA, Mantranews.id – Tim peneliti Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga berhasil menciptakan Ness-App, sebuah aplikasi berbasis Artificial Intelligence (AI). Ini merupakan inovasi revolusioner yang menjanjikan untuk mengubah wajah industri sarang burung walet di Indonesia.  

Ness-App hadir sebagai jawaban atas tantangan penilaian kualitas sarang burung walet yang kompleks dan memakan waktu. Ciptaan ini merupakan hasil dari Program Dana Padanan (PDP) 2024 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Tim peneliti yang terdiri dari Hanna Arini Parhusip, Suryasatriya Trihandaru, Kristoko Dwi Hartomo, Karina Bianca Lewerissa, Linda Ariany Mahastanti dan Djoko Hartanto akhirnya berhasil melakukan langkah monumental dalam mendigitalisasi proses yang telah berlangsung secara manual selama bertahun-tahun.

Ketua kegiatan PDP 2024, Hanna Arini Parhusip menjelaskan, kisah Ness-App bermula pada tahun 2018, ketika Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika (FSM) UKSW bekerja sama dengan PT Waleta Asia Jaya dalam hal magang mahasiswa. Melalui kerja sama ini, mereka mendapati kompleksitas dalam pengolahan sarang burung walet yang memerlukan klasifikasi ketat berdasarkan berbagai kriteria seperti warna, bentuk, dan intensitas bulu. 

Tantangan ini menjadi inspirasi untuk mengembangkan sebuah solusi digital berbasis AI yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam penilaian kualitas sarang burung walet. “Kami melihat perlunya sebuah sistem yang lebih objektif dan efisien untuk menilai kualitas sarang burung walet. Dengan Ness-App, kami berharap dapat membantu para petani walet untuk meningkatkan produktivitas mereka,” kata Hanna, Selasa (13/8).

Ia mengungkapkan, Indonesia sebagai penghasil sarang burung walet terbesar di Asia, menghadapi tekanan untuk memenuhi target ekspor yang meningkat drastis. Tahun 2023, PT Waleta Asia Jaya mendapatkan kuota ekspor sebesar 25,6 ton, meningkat tajam dari sebelumnya 3,6 ton. Dalam konteks ini, Ness-App hadir sebagai solusi yang tidak hanya mempercepat proses penilaian tetapi juga meningkatkan akurasi hingga 90 persen. 

“Aplikasi ini mampu melakukan pemilahan secara digital, memungkinkan sarang burung walet diproses lebih cepat dan efisien, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan memenuhi target ekspor,” terangnya. 

Ness-App memanfaatkan algoritma deep learning yang diterapkan pada perangkat mobile, memungkinkan para petani walet menggunakan aplikasi ini dengan gadget biasa tanpa memerlukan perangkat canggih. Aplikasi ini dirancang untuk mengkategorikan kualitas sarang burung walet berdasarkan berbagai parameter, dengan fokus utama pada intensitas bulu, yang menjadi penentu utama dalam proses pembersihan dan penentuan harga.

“Ness-App adalah terobosan teknologi yang sangat dibutuhkan dalam industri ini. Dengan aplikasi ini, para petani walet bisa melakukan penilaian kualitas dengan lebih cepat dan tepat,” tandasnya. 

Menurutnya, pengembangan Ness-App memberikan manfaat yang luas bagi berbagai pihak. Bagi industri, aplikasi ini meningkatkan efisiensi pemilahan hingga 4-5 kali lipat, memungkinkan pengolahan sarang burung walet mentah menjadi bersih lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar. 

Hanna mengungkapkan bahwa Ness-App tidak hanya diharapkan menjadi standar dalam industri sarang burung walet di Indonesia, tetapi juga diakui secara global. Upaya untuk memasukkan aplikasi ini ke Google Play dan mengajukan hak cipta serta paten, menunjukkan komitmen untuk menjadikan Ness-App sebagai alat yang mudah diakses dan digunakan oleh para petani. 

“Saat ini, tim peneliti sedang mengembangkan inovasi lanjutan dari aplikasi Ness App dengan nama Cabin AI-Walet yang juga menggunakan AI untuk mendeteksi sarang burung walet dan mengklasifikasikannya, tanpa menggunakan handphone. Nantinya, petani walet dapat membuka aplikasi pada monitor pada Cabin AI-Walet, meletakkan sarang burung walet pada tempat yang disediakan, kemudian memencet tombol deteksi dan menyimpan datanya,” pungkasnya. (Angga-Mantranews).