Berita Politik

Sindir PKB, Begini Kata Ketua PBNU

IMG 20240804 WA0048

 SEMARANG, Mantranews.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyindir keras Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) harus berada di atas negara, bukan di bawah partai politik.

Gus Yahya menjelaskan bahwa pernyataannya tersebut berakar dari pesan Mustasyar PBNU Ahmad Mustofa Bisri atau yang lebih akrab disapa Gus Mus.

Hal tersebut disampaikan Gus Yahya usai menghadiri pelantikan PWNU Jawa Tengah di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Sabtu (3/8).

“Saya dan teman-teman PBNU berkunjung ke KH Mustofa Bisri untuk meminta pesan dan wasiat dari beliau. Beliau menekankan bahwa NU harus berada di atas negara,” ujar Gus Yahya.

Gus Yahya menjelaskan bahwa pesan tersebut mengandung makna bahwa NU harus menempatkan kepentingannya di atas berbagai kepentingan parsial yang ada di Indonesia.

Menurutnya, pesan Gus Mus ini akan memungkinkan NU untuk terus berkontribusi dalam menjaga keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Jadi, jika berada di bawah negara saja tidak diperbolehkan, apalagi di bawah partai politik, tentu tidak boleh. Ini penting untuk dipahami,” tegas Gus Yahya.

Selain itu, kakak dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini juga mengungkapkan rencana untuk melakukan penataan ulang besar-besaran di tubuh PBNU.

Ia menyebutkan tiga aspek yang akan diatur ulang, yaitu tata kelola organisasi yang mencakup berbagai mekanisme, regulasi, dan prosedur dalam pengambilan keputusan, termasuk metode atau model administrasi.

Kemudian, agenda organisasi yang mencakup desain dan rancangan nasional yang terstruktur dari pusat hingga daerah, yang akan dijalankan dalam tiga tahun ke depan.

“Aspek ketiga adalah sumber daya, yang mencakup sumber daya manusia dan pembiayaan. Singkatnya, organisasi ini membutuhkan dana,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa dalam memimpin PBNU, ia sudah meminta izin kepada Gus Mus untuk tidak terlalu peduli dengan hal-hal di sekitarnya selama lima tahun ke depan.

“Lek, kulo pamit ajeng ndablek gangsal tahun (Paman, saya pamit hendak tidak peduli selama lima tahun). Karena saya tahu pasti hal ini akan menimbulkan berbagai konsekuensi yang mungkin membuat banyak orang gelisah,” tambahnya.

Saat ditemui setelah pelantikan, Gus Yahya juga menegaskan rencananya terkait pengambilalihan PKB yang saat ini dipimpin oleh Muhaimin Iskandar.

Ia mengibaratkan situasi ini dengan sebuah mobil yang dipasarkan lalu sudah dibeli oleh konsumen, tetapi ditarik kembali karena ada kesalahan dalam sistem produksinya.

“Misalnya, Toyota memproduksi mobil, sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobil itu, akhirnya ditarik kembali untuk diperbaiki sistemnya,” katanya.(Rizky-Mantranews).