Berita Edukasi Sosial Budaya

UIN Salatiga Belajar Pengelolaan Zakat di Yordania

IMG 20240806 WA0019

 

SALATIGA, Mantranews.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga melakukan kunjungan kerja ke Yordania. Dalam kunjungan tersebut, delegasi UIN juga melakukan penelitian tentang pengelolaan zakat di Kementerian Wakaf, Urusan Islam dan Tempat-tempat Suci Kerajaan Yordania. 

Kunjungan kerja difasilitasi oleh perwakilan dari kedutaan besar Indonesia di Yordania, yaitu sekretaris 1 KBRI Aris Fajar Rokhani dan Ketua Bidang Penerangan, Sosial dan Budaya, Alamsyah. Adapun delegasi UIN terdiri dari perwakilan dosen Pascasarjana sekaligus dosen FEBI  Ahmad Mifdlol Muthohar. Kemudian dosen Fakutas Syariah Moh. Khusen dan dosen Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora M. Gufron.

Rombongan UIN diterima secara langsung oleh Menteri Wakaf Urusan Islam dan Tempat-tempat Suci, Yordania Muhammad Ahmad Khalayilah di kantor kementerian tersebut, Minggu (4/8).

Dalam pertemuan itu, Menteri Ahmad Khalayilah menjelaskan, kesejahteraan semua imam di seluruh masjid di Yordania ditanggung oleh Kerajaan Yordania. Bahkan perawatan masjidil Aqsha dan juga gereja-gereja yang terancam punah di Palestina, juga diserahkan pengelolaannya pada kerajaan Yordania dan menjadi tanggungjawab Kerajaan. Selain itu,  distribusi dana zakat yang harus memenuhi standar minimal Had Kifayah. 

“Had kifayah atau batas ketercukupan merupakan batas seseorang telah dianggap bukan dalam kategori penerima (mustahik) zakat, namun ia juga belum dapat dianggap sebagai muzakki (wajib zakat),” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Senin (6/8).

Dia menjelaskan tentang posisi seorang muzaki yang berada di puncak piramida dan telah sampai pada batas kaya (had ghina). “Lalu di bawah kelompok muzaki tadi ada kelompok yang mencapai batas ketercukupan (had kifayah) dan pada posisi yang paling bawah dari piramida merupakan kelompok yang masih berada dalam batas kefakiran (had faqr),” pungkasnya. (Angga-Mantranews).