SEMARANG, Mantranews.id – PWNU Jawa Tengah tanggapi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Pondok Pesantren, agar tidak mengganggu katering pesantren. Pasalnya, kebanyakan pesantren telah memiliki katering sendiri dalam mengelola makanan santri.
Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah KH Abdul Ghaffar Rozin atau akrab disapa Gus Rozin, menyatakan bahwa jika program MBG diterapkan di Pesantren jangan mengganggu katering yang telah berjalan belasan hingga puluhan tahun di Pesantren.
“Kalau memang pemerintah masuk ke Pesantren, tentunya harus memberikan nilai tambah di Pesantren, dan tidak mengganggu katering yang telah berjalan,” ujarnya, Senin (20/1).
Hal tersebut lantaran menurutnya, karena pesantren cukup mampu dalam mengelola Program Makan Bergizi Gratis, karena berpengalaman mengelola ribuan santri. Ia juga menegaskan bahwa hampir seluruh ponpes di Jateng, juga mendukung dan mantap dengan program MBG.
“Pesantren ini kan bisa masuk kualifikasi, karena mereka sudah terbiasa mengelola katering bagi ribuan santri, yang telah berjalan bertahun-tahun,” jelasnya.
Terlebih pondok pesantren di Jawa Tengah banyak menampung ribuan santri dan telah bertahun-tahun mengelola katering bagi santri, sehingga menjadikan pesantren memiliki nilai lebih.
“Di Jateng ini juga banyak pesantren yang memiliki santri lebih dari 5.000 sampai 10.000 orang,” imbuhnya
Lebih lanjut, Gus Rozin menyatakan bahwa pesantren bisa atau mampu mengelola MBG, yang standarnya lebih tinggi dari pemerintah.
“Jadi kita tidak serta merta mendapat program dan melaksanakannya tanpa ditelaah, karena ini kan masih uji coba, menurut saya pesantren lebih mampu melaksanakannya, bahkan bisa melebihi standar pemerintah, ” Jelasnya.
Gus Rozin menyatakan bahwa persoalan tersebut juga telah dikomunikasikan oleh PBNU kepada pemerintah. “PBNU sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah, jadi kita tinggal menunggu hasil dan arahan PBNU,” pungkasnya. (Ril/Mantranews.id)