KAB. SEMARANG, Mantranews.id – Bisnis Perusahaan Otobus atau PO di Kabupaten Semarang lesu imbas kebijakan efisiensi anggaran.
Pengelola PO Citra Dewi di Kecamatan Bandungan, Handika Gusni Rahmulya mengaku hanya bisa gigit jari lantaran orderan persewaan bus di tempatnya kian lesu, seiring diterapkannya kebijakan efisiensi.
“Sekarang ini lesu orderannya, karena banyak sekali yang membatalkan kontrak sewa armada bus khususnya dari sejumlah instansi pemerintahan yang memang selama ini telah dilakukan,” katanya, Senin (24/2).
Jika dihitung, katanya, omzet bisnisnya menurun sampai 25-35 persen. “Karena memang, instansi pemerintahan selama ini menjadi salah satu konsumen tetap di PO milik saya ini,” jelas dia.
Dijelaskannya bahwa menjelang Ramadhan, orderan armada untuk kegiatan ziarah maupun kegiatan lain dari instansi-instansi pemerintah membludak. Namun karena ada pemotongan anggaran, kegiatan-kegiatan itu banyak yang dibatalkan.
Handika harus memutar otak untuk tetap bisa menghidupkan usahanya. Sebab ada 22 bus yang masih ada Drive dan kru sebagai penanggung jawab, meskipun 27 armada bus lainnya “ngandang” atau tidak beroperasi.
“Kalau sebelumnya setiap armada bus ada driver dan kru masing-masing yang bertanggung jawab, sekarang tidak semuanya ada. Karena memang ada beberapa kru atau driver yang sudah mengundurkan diri atau memilih untuk beralih profesi akibat lesunya order atau penyewa bus sekarang ini,” keluhnya.
Dirinya pun menekankan bahwa akan terus mencari cara untuk mempertahankan usahanya dan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kiat yang ia lakukan demi bisa mempertahankan bisnisnya yakni dengan menunda pembaruan armada bus.
“Jika dihitung-hitung dengan order yang sepi, juga tidak efektif bagi kami, bahkan kami sampai menunda pembaruan armada bus,” tukasnya. (Hesty Imaniar | Mantranews.id)