Berita Hiburan

Dua Kuda Tewas dalam Jateng Derby 2025 di Kabupaten Semarang

Kuda-kuda bersama jokinya berpacu pada ajang The Race of Rising Stars Jateng Derby 2025 di Gelanggang Pacuan Kuda Tegalwaton, Tengaran, Kabupaten Semarang, Minggu (16/2). (Hesty Imaniar | Mantranews.id)

KAB. SEMARANG, Mantranews.id – Sebanyak 2 kuda yang ikut ajang Jateng Derby 2025 The Race of Rising Stars tewas dalam perlintasan saat mendekat garis finish.

“Kami telah melakukan pertemuan dengan kedua pihak pemilik kuda dan kami siap bekerjasama untuk melakukan langkah-langkah terbaik agar musibah seperti ini tidak terulang kembali,” ungkap Vice President (VP) and Operation Sarga.co, Kevin Jonathan Van Houten, Minggu (16/2).

Kendati demikian, ajang pacuan kuda bertaraf internasional yang digelar di Gelanggang Pacuan Kuda Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang itu tetap membawa magnet tersendiri bagi sejumlah kalangan di Indonesia.

Sebanyak 164 kuda yang telah melalang buana di dunia pacuan kuda nasional dan 60 joki top Indonesia menjadi salah satu daya tarik yang tak bisa dilewatkan di ajang bertaraf internasional itu.

Dalam ajang itu, total ada lebih dari 5.000 penonton memadati area pacu kuda di Minggu (16/2).

20250216113400 IMG 7135

“Cuaca sangat mendukung, selain itu kuda yang ikut ajang ini juga kuda-kuda yang prestasinya sudah mentereng di kancah pacuan kuda nasional. Termasuk jokinya juga mereka datang dari berbagai wilayah di Indonesia,” jelas Kevin.

Selain menyajikan 18 kelas perlombaan, ajang itu juga menyuguhkan aneka ragam UMKM dari Desa Tegalwaton, Tengaran.

“Kami juga terus berupaya mengemas dunia pacuan kuda ini bisa jauh lebih besar lagi kedepannya, serta diharapkan bisa mengangkat para joki profesional di olahraga pacuan kuda di Indonesia,” imbuh dia.

Sementara itu, disebutkan oleh Ketua Umum Persatuan Olahraga Pacuan Kuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi), Aryo Djojohadikusumo bahwa dunia olahraga pacuan kuda bisa menjadi olahraga yang dikombinasikan dengan sektor pariwisata, atau yang lebih dikenal dengan istilah sportourism.

“Karena segmen penonton yang datang ini tidak hanya pria dewasa atau wanita dewasa saja. Namun juga berbagai kalangan meliputi, remaja, anak-anak, serta satu keluarga ikut meramaikan kejuaraan pacuan kuda ini,” tuturnya. (Hesty Imaniar | Mantranews.id)