PATI, Mantranews.id – Isu kelangkaan gas LPG subsidi 3 kg belakangan menyeruak usai adanya kebijakan larangan pengecer menjual gas subsidi untuk rakyat miskin tersebut. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) memastikan gas tersebut tersedia dan tidak langka.
Pasalnya, Kepala Disdagperin Pati Hadi Santoso menyebut pada 2025 ini pihaknya sudah mengajukan permohonan gas LPG subsidi 3 kg sebanyak 14 juta tabung. Yang artinya, setiap harinya ada distribusi sebanyak 4 ribu tabung ke seluruh penjuru Bumi Mina Tani.
“Total kita 42.321 metrik ton sekitar 14 juta tabung LPG 3 kilo, kalau di pasok ya mencukupi dalam satu tahun ini. Dari sisi stok kesediaan normal. Tetapi di tahun 2025 ini itu kami perkirakan setiap hari 4 ribu tabung kalau dipasok dari agen,” jelasnya baru-baru ini.
Saat ini, yang perlu ditambah yaitu pangkalan. Hadi menyebut, pangkalan yang berada di Kabupaten Pati kurang lebih sejumlah 2.200-an. Sedangkan untuk agen, ada kurang lebih 9.100.

Terkait penambahan, pihaknya tidak bisa melakukan. Hadi mengatakan jika Disdagperin hanya bisa mengajukan ke Pertamina sebagai distributor utama.
“Kalau dari kami mending di tambah pangkalan, kenapa pangkalan?, untuk evaluasi pengendalian lebih mudah. Pangkalan ada 2.200 an. Karena kewenangan untuk mengangkat ada di Pertamina. Kami tidak memiliki kewenangan itu, semuanya lewat Pertamina,” imbuh dia.
Menanggapi adanya kisruh mengenai gas LPG 3 kg di beberapa daerah. Hadi menyebutkan fenomena itu sesuatu yang wajar terjadi. Sebab, adanya kabar tidak adanya pengecer akan berakibat pada kelangkaan gas.
“Itu mungkin karena antara pak menteri atau pak presiden kurang singkron. Tetapi kalau di Pati saya pastikan stok gas aman,” tutupnya. (Arif Febriyanto/Mantranews.id)