SEMARANG, Mantranews.id – Meski Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah mengizinkan pengecer kembali menjual LPG 3 kilogram (kg), kebijakan tersebut belum langsung berdampak di daerah.
Di Pasar Penggaron, Semarang, Jawa Tengah, sejumlah pedagang kecil masih kesulitan mendapatkan LPG 3 kg yang sering disebut gas melon untuk usaha mereka.
Mariyem seorang pedagang nasi rames di pasar tersebut, mengaku harus berkeliling ke berbagai pangkalan demi mendapatkan LPG 3 kg. Namun, hasilnya nihil.
“Saya sempat dapat gasnya, terus tiga hari habis. Terus saya nyari ke mana-mana nggak ketemu. Sudah ke Pucang Gading, ke Tlogosari, sampai ke Pasar Johar lama nggak ada,” ujarnya saat mengantre di Pangkalan LPG 3 kg, Jalan Kyai Morang, Kota Semarang, Minggu (9/2/2025).
Setiap harinya, Mariyem membutuhkan tiga tabung LPG 3 kg untuk memasak aneka makanan yang ia jual. Namun, kelangkaan LPG 3 kg membuatnya terpaksa menghentikan usahanya sementara waktu.
Hari ini, Mariyem datang bersama anaknya ke Pangkalan LPG 3 kg Trimo, membawa fotokopy Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai syarat pembelian. Namun, ia masih harus menunggu karena pasokan gas belum datang.
Sementara itu, pemilik pangkalan LPG 3 kg, Trimo (55) membenarkan bahwa banyak pelanggannya gagal mendapatkan LPG 3 kg kilogram karena aturan baru dari agen pemasok.
“Informasi dari agen karena ada aturan baru, jadinya sering telat-telat,” sebutnya.
Trimo menjelaskan bahwa pangkalannya hanya menerima pasokan 60 tabung LPG 3 kg setiap minggu dari agen, dengan tambahan 30 tabung sebagai bantuan. Namun, permintaan yang tinggi membuat pasokan tersebut cepat habis.
“Yang antre setiap hari banyak. Makanya pangkalan saya tidak bisa mengcover kebutuhan warga. Dari kemarin masih rebutan, sudah sejak sebulan terakhir,” jelasnya.
Di pangkalannya, LPG 3 kg dijual seharga Rp17 ribu per tabung. Setiap pembeli diwajibkan membawa fotocopy KK dan KTP. (RIZKY S – Mantranews.id)