Berita Ekonomi

Petani Cabai Kabupaten Semarang Terancam Gagal Panen, Siap-Siap Harganya Melonjak!

Seorang petani cabai di Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan sedang berusaha menyelamatkan tanamannya yang ambruk usai diterjang cuaca ekstrem, Senin (10/2). (Hesty Imaniar | Mantranews.id)

Seorang petani cabai di Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan sedang berusaha menyelamatkan tanamannya yang ambruk usai diterjang cuaca ekstrem, Senin (10/2). (Hesty Imaniar | Mantranews.id)

KAB. SEMARANG, Mantranews.id – Petani cabai terancam gagal panen akibat cuaca ekstrem yang melanda beberapa minggu terakhir di Kabupaten Semarang menyebabkan tanaman cabai ambruk. Hal ini berpotensi menyebabkan harga cabai di pasar naik lagi.

Salah seorang petani cabai di Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Antoni Cahyono menuturkan bahwa seluruh tanaman cabai siap panen miliknya rusak.

“Semua tanaman pohon cabai di kebun saya pada roboh semuanya karena hujan dan angin besar yang terus terjadi di Bandungan,” katanya, pada Senin, 10 Februari 2025.

Selain ambruk, sambungnya, tanaman cabai itu juga mengalami kebusukan bahkan pohonnya mengering.

“Kalau cuaca buruk begini semua tanaman cabai jadi kering, buahnya yang siap panen ini semuanya busuk, jadi tidak bisa di panen,” ungkap Antoni.

Ia menekankan, jika kondisi ini terus terjadi maka akan berpengaruh pada hasil panen.

“Sangat pengaruh di hasil panen nanti kalau semua kebun tanaman cabai di Bandungan seperti ini. Yang jelas, harga cabai di pasaran akan bisa naik kembali,” bebernya.

Hal itu bisa terjadi lantaran pasokan cabai dari petani menurun drastis. “(Harga cabai di pasar akan naik) karena pasokan dari petani berkurang,” tegas dia.

Ditanya soal harga cabai jenis rawit merah dari petani, dikatakan Antoni, ada di kisaran harga Rp 47.500 hingga Rp 50 ribu per kilogramnya.

“Harga itu harga dari petani untuk sekarang ini. Hharga Rp 47.500 sampai Rp 50 ribu per kilogramnya ini kalau menurut kami petani ya termasuknya tinggi, karena biasanya bisa di angka Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per kilo dari petani,” tegasnya.

Kendati demikian, di lain sisi, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang, Heru Subroto menegaskan bahwa hingga kini harga cabai di pasar justru menurun.

“Ada beberapa jenis cabai yang mengalami penurunan harga. Namun ada juga yang mengalami kenaikan harga sejak tanggal 7 hingga 10 Februari 2025 khususnya di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang,” bebernya.

Beberapa jenis cabai yang mengalami penurunan harga itu di antaranya yakni cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah.

Sedangkan untuk harga jenis cabai yang mengalami kenaikan harga adalah cabai rawit hijau.

“Untuk harga jenis cabai merah keriting ini sekarang harganya Rp 51.667 dari sebelumnya pada 7 Februari 2025, harganya ada di kisaran Rp 61.667. Ini artinya turun harganya di angka Rp 10 ribu,” lanjut dia.

Kemudian harga jenis cabai yang mengalami penurun harga lainnya, yaitu cabai jenis merah besar. Di mana harga saat ini ada di angka Rp 53.333 per kilogram dari harga sebelumnya, yaitu Rp 66.667 per kilogram.

“Untuk jenis cabai rawit merah keriting sekarang ini harganya turun jadi Rp 58.333 dari harga sebelumnya yaitu Rp 61.667. Sementara untuk harga cabai rawit hijau yakni di harga Rp 71.667 naik dari harga sebelumnya di angka Rp 68.333,” ungkap dia.

Heru Subroto menjelaskan, bahwa naiknya harga jenis cabai rawit hijau ini dikarenakan ketersediaannya yang turun saat ini.

“Betul, ketersediaannya turun untuk cabai rawit hijau ini, sehingga membuat harga di pasaran pun naik sekitar Rp 3.333 per kilogramnya,” tukasnya. (Hesty Imaniar | Mantranews.id)

Exit mobile version