PATI, Mantranews.id – Skema pembelian gabah sesuai Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram yang ditetapkan oleh pemerintah masih dibingungkan oleh petani. Pasalnya, masih ada petani di Kabupaten Pati yang bingung dengan skema ini dan terpaksa menjual gabah dengan harga di bawah HPP.
Bulog Pati yang bertanggung jawab atas permasalahan ini pun seakan tutup mata lantaran tidak merespon permohonan dari wartawan Mantranews.id untuk dimintai keterangan baik melalui chat WhatsApp ataupun via telepon.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Ormas Mantra Cahaya Basuki alias Yayak Gundul merasa geram. Agar semuanya jelas dan petani dapat mengetahui skema penjualan gabah sesuai dengan HPP, Yayak bersama ormas Mantra bakal melakukan audiensi dengan Bulog Pati.
Dengan harapan, para petani memiliki kejelasan untuk bisa menjual gabah sesuai dengan HPP. Serta tidak ada permainan tengkulak didalamnya.
“Pemerintah dalam hal ini adalah Bulog itu harus terbuka. Banyak lembaga dan media harusnya mereka (Bulog) bisa terbuka, apalagi saya dengar pihak Bulog kalau dihubungi itu sulit. Nanti coba kita audiensi biar semua jelas, agar hubungan ini baik,” kata Yayak.
Meskipun Bulog memiliki skema jemput bola dan membentuk tim khusus. Menurut Yayak, petani saat ini merasa kesulitan karena skema penjualan sesuai HPP hanya dilayani melalui Gapoktan. Hal itu dinilai membingungkan, mengingat masih banyak desa yang Gapoktan nya tidak proaktif.

“Kalau lewat Gapoktan itu kan aturan, tetapi kalau ada komunikasi pasti mudah antara petani dan Bulog ini harmonis. Saya nilai semua program itu baik, tetapi pengawas atau sosial kontrol ini kan tidak cukup dari pemerintah. Supaya ini jalan, jemput bola itu luar biasa,” imbuhnya.
Ditambah, HPP Rp 6.500 hanya diperuntukkan untuk gabah kering. Sedangkan realita di lapangan gabah yang dijual petani merupakan gabah basah. Hal inilah yang menurut Yayak semakin membingungkan petani, bagaimana agar Bulog bisa membeli langsung ke tingkat petani tanpa melalui Gapoktan.
*Harga HPP itu kan gabah kering, kalau basah bagaimana, jemput bolanya ini seperti apa. Makanya kalau ada komunikasi baik kan lebih bagus,” tandasnya. (Arif Febriyanto/Mantranews.id)