Berita Infrastruktur

7 Ruang Operasi RSUD Soewondo Pati Rusak, Bupati Sudewo: Ini Manajemennya yang Salah

RSUD Soewondo Pati

TAMPAK DEPAN: Bangunan RSUD Soewondo Pati. (Satria/Mantranews.id)

PATI, Mantranews.id – Bupati Pati, Sudewo, mengikuti buruk sistem pelayanan hingga pengelolaan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soewondo. Pasalnya, RSUD Soewondo Pati sebagai rumah milik pemerintah dinilai tidak melayani masyarakat sebagai mestinya. 

Bahkan justru sebaliknya, banyak masyarakat yang mengeluhkan akan buruk pelayanan. Hal pertama yang dinilai Sudewo perlu perbaikan adalah keberadaan ruangan operasi. 

Hasil pertemuan dengan Direktur RSUD Soewondo, terungkap hanya ada tiga ruangan dari sepuluh ruangan operasi yang bisa digunakan. Menurut Sudewo, hal tersebut sangat miris mengingat kebutuhan ruangan operasi yang seharusnya bisa digunakan untuk pasien.

“Bayangkan rumah sakit Soewondo ada 10 ruang operasi, 7 ruang operasi off dibiarkan rusak begitu saja karena tidak ada uang untuk perbaikan. Pasien menunggu AC-nya dimatikan alasannya efisiensi karena uangnya tidak ada,” kata Sudewo belum lama ini.

Padahal sebagai rumah sakit tipe B, lanjut dia, seharusnya RSUD Soewondo Pati bisa memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Bahkan tak hanya dari Pati saja, pasien dari luar daerah juga seharusnya bisa dirawat di RS Soewondo apabila pengelolaan manajemen dilakukan dengan baik.

“Bangun rawat inap tidak ada uangnya, untuk pembenahan ini dan itu tidak ada uangnya. Ini manajemennya yang salah. Padahal ini rumah sakit tipe B, rujukan dari daerah lain,” tambahannya.

Selain persoalan di internal rumah sakit. Bupati Sudewo juga menyoroti minimnya lahan parkir yang ada di sana. Pengelolaan lahan parkir yang asal-asalan membuat halaman depan RSUD Soewondo Pati tampak tidak karuan karena parkir sepeda motor dan mobil yang menjadi satu.

Termasuk bangunan heritage atau bangunan mengandung nilai sejarah yang tidak dirawat sebagaimana mestinya dam justru digunakan sebagai ruangan pasien. Dinilai Sudewo menyalahi penataan bangunan cagar budaya.

“Parkir tersebar kemana saja, berantakan kemana-mana. Membangun ruang parkir saja tidak ada uangnya. Bangunan lama yang punya sejarah masak dipakai untuk pelayanan publik,” tandasnya.

Sebagai langkah tegas dalam menangani persoalan ini, Sudewo berencana bakal memangkas 200 lebih pegawai honorer atau non ASN di RSUD Soewondo dalam rangka efisiensi. Dimana anggaran nantinya akan dialokasikan untuk pembenahan manajemen RSUD agar lebih baik lagi. (Arif Febriyanto/Mantranews.id)

Exit mobile version