SEMARANG, Mantranews.id – Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur di Kota Semarang sejak Minggu (9/3) hingga Senin (10/3) mengakibatkan sejumlah titik di Kota Semarang terdampak banjir hingga tanah longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mencatat, hujan menyebabkan pohon tumbang, banjir di sembilan titik, atap rumah roboh di tiga lokasi, dan lima titik tanah longsor.
Kepala BPBD Kota Semarang Endro P. Martanto menuturkan bahwa banjir terparah ada di Kecamatan Genuk, Kelurahan Genuksari tepatnya di Jalan Raya Gerbang Anom. Ketinggian air mencapai 30-50 centimeter (cm).
Lalu, delapan titik banjir lain ada di depan RSI Sultan Agung (ketinggian 10-20 cm); depan LIK Kaligawe (ketinggian 10-25 cm); Jalan Sidoluhur (10-15 cm); Jalan Taman Udan Riris (10-15 cm); Jalan Sidoasih Raya (ketinggian 10-15 cm); Jalan Padi Raya (ketinggian 10-30 cm); Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari (ketinggian 10-20 cm); dan Trimulyo (ketinggian 10-30 cm).
“Kami langsung berkoordinasi dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pemali Juana, Dinas PU (Pekerjaan Umum) Kota Semarang, serta UPTD (Unit Pelaksana teknis Daerah) Pompa wilayah timur dan tengah untuk optimalisasi pompa portable agar genangan di beberapa titik bisa segera surut,” jelas Endro, Senin (10/3).
Pihaknya bersama dinas terkait juga telah menerjunkan pompa portable agar banjir segera surut.
Sementara untuk bencana longsor terjadi di TPU Mbah Bojong di Kelurahan Petompon, Kelurahan Bendungan, dan Bendan Duwur di Kecamatan Gajahmungkur; lalu talud sungai di Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur; dan di Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat.
“Untuk tanah longsor ini banyak yang baru saja terjadi. Kami masih mengirim petugas ke lokasi, serta melakukan kaji cepat dan penanganan darurat dengan memasang terpal pada beberapa titik longsor,” ujarnya.
Lebih jauh, untuk bencana atap rumah roboh dialami oleh Badriyah, warga Tambakmulyo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara; atap rumah milik Sutikno, di Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang; dan rumah milik Mujiato di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Semarang Utara.
“Faktor utama penyebab bencana ini adalah curah hujan tinggi yang berkepanjangan serta kondisi geografis Semarang yang cekung, sehingga air sulit surut dengan cepat,”ungkapnya.
Ia pun mengimbau warga untuk selalu waspada terhadap potensi bencana susulan. Mengingat cuaca ekstrem masih berlangsung beberapa hari ke depan.
Di sisi lain, Forecaster Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Rany Puspita menuturkan bahwa Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini masih akan terus dilanda cuaca ekstrem hingga pekan depan.
“Untuk potensi hujan Kota Semarang dalam satu minggu ke depan masih fluktuatif namun cenderung ada penurunan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, hingga berita ini ditulis, banjir di sejumlah titik berangsur-angsur surut. (Rizky Syahrul | Syahril Muadz | Mantranews.id)
