Berita Bisnis

Diduga Kurangi Takaran, Produsen MinyaKita di Kudus Ternyata Sudah Berhenti Beroperasi

MINYAKITA

SEMARANG, Mantranews.id – Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) memastikan bahwa koperasi di Kabupaten Kudus tidak terlibat dalam kasus dugaan pengurangan volume minyak goreng subsidi MinyaKita.

Hal ini menyusul temuan Kementerian Pertanian (Kementan) yang menduga adanya praktik pengurangan isi MinyaKita dari 1 liter menjadi 750-800 mililiter oleh beberapa oknum pelaku usaha.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Jateng Kombes Pol. Arif Budiman mengatakan, pengecekan telah dilakukan di Koperasi Produsen UMKM Kelompok Terpadu Nusantara (KTN) di Kabupaten Kudus sebagai tindak lanjut dari temuan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

“Hasil pendalaman menunjukkan bahwa packing yang berada di UMKM KTN Kudus tidak sama dengan yang ditemukan Kementan di Lenteng Agung. Selain itu, produksi di UMKM KTN Kudus juga telah berhenti beroperasi sejak 2023 lalu,” ujar Arif Budiman di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (11/3/2025).

Pihak kepolisian juga melakukan uji sampel terhadap 16 botol MinyaKita yang masih tersisa di gudang UMKM KTN Kabupaten Kudus. Hasilnya menunjukkan bahwa takaran minyak tersebut sesuai dengan standar pemerintah, yakni 1 liter per kemasan.

“UMKM KTN Kudus hanya dicatut namanya oleh distributor terkait packing. Saat pengecekan, kami sampling langsung volumenya dan hasilnya tepat 1 liter,” ucap Arif Budiman.

Dengan hasil tersebut, Ditreskrimsus Polda Jateng menegaskan bahwa tidak ada barang bukti yang diamankan dari UMKM KTN Kudus karena minyak yang ditemukan berbeda dengan yang menjadi temuan Kementan di Lenteng Agung Jakarta.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan bahwa kasus produsen yang melanggar aturan distribusi MinyaKita telah ditangani pihak kepolisian. Pihaknya juga telah menyegel koperasi produsen yang terbukti melanggar ketentuan tersebut.

“Sudah ditangani polisi, sudah kita segel, kita tutup. Kalau jelas melanggar, kita cek semua,” tegas Sudaryono saat kunjungan ke Pos Johar, Kota Semarang, Senin pagi (10/3/2025).

Di sisi lain, Asisten Bidang Perekonomian Setda Jateng Sujarwanto Dwi Atmoko mengungkapkan bahwa hasil pemantauan menunjukkan harga MinyaKita telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Tim kami selalu melakukan pemantauan di pasar. Karena situasi jelang Lebaran, harga bahan pokok, termasuk MinyaKita mengalami kenaikan harian. Dari hasil rekap kami, harga Minyakita di pasar rata-rata dijual di atas Rp 16 ribu, padahal HET-nya hanya Rp 15.700. Maka kami akan menindaklanjuti hal ini,” ujar Sujarwanto di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (11/3/2025).

Menurut Sudjarwanto, lonjakan harga ini terjadi karena pola penjualan MinyaKita tidak terstruktur seperti LPG atau pupuk bersubsidi. Akibatnya, muncul risiko bagi konsumen dalam mendapatkan minyak goreng bersubsidi tersebut.

“MinyaKita tidak memiliki sistem distribusi tertutup seperti LPG atau pupuk yang sudah ditentukan siapa penyalurnya. Maka, ada risiko dalam mekanisme stok dan harga. Meski demikian, kami tetap mengontrol penjualan dan memastikan stoknya tersedia di pasar,” jelas Sujarwanto.

Untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang, pihaknya rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar selama Ramadhan. Upaya ini dilakukan agar harga bahan pokok tetap dalam batas kewajaran dan tidak ada permainan harga oleh pihak tertentu.

“Kami tidak hanya sidak untuk MinyaKita tapi juga seluruh komoditas. Tujuannya adalah memastikan keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan barang sehingga harga tetap wajar. Jangan sampai ada pihak yang hanya mencari keuntungan berlebihan,” tegasnya.

Lebih lanjut, pihaknya mewanti-wanti distributor dan pedagang agar tidak melakukan penimbunan MinyaKita karena tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum.

“Kami sudah mengingatkan para pedagang dan distributor agar tidak menimbun barang. Kalau ada yang melakukan itu, pasti akan ketahuan dan ini termasuk kejahatan yang harus diberantas. Silakan mencari keuntungan, tapi jangan berlebihan,” tuturnya.

Tak hanya itu, Sudarwanto juga mengimbau masyarakat supaya tetap tenang dan tidak melakukan panic buying karena stok MinyaKita di pasar masih cukup.

“Kami pastikan stok tersedia. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir atau memborong secara berlebihan,” ujarnya. (RIZ – Mantranews.id)