Berita Ekonomi Uncategorized

Pedagang di Salatiga Kelimpungan Tentukan Harga Cabai Rawit Eceran, Ini Penyebabnya!E

Pedagang cabai di Pasar Raya 1 Salatiga saat melayani konsumen, baru-baru ini. (Angga Rosa | Mantranews.id)

SALATIGA, Mantranews.id – Harga cabai rawit merah di pasar tradisional di Salatiga makin pedas, tembus Rp 100.000 per kilogram (kg). Pedagang pun kelimpungan untuk menentukan harga eceran jenis cabai itu.

Beberapa hari lalu harga cabai favorit masyarakat itu masih di kisaran antara Rp 80.000 hingga Rp 90.000 per kg. Kenaikan harga cabai rawit merah dimungkinkan masih bisa terjadi kalau stok di pasaran menipis. 

Pedagang cabai di Pasar Raya 1 Salatiga, Rumini menuturkan, kenaikan harga cabai rawit merah ini terjadi sejak Februari lalu. Sejak saat itu, harga terus naik dan pada Kamis (6/3) tembus Rp 100.000 per kg.

“Sejak sebelum Ramadhan harganya naik terus. Nggak tahu kapan turunnya,” ujarnya, Kamis (6/3). 

Menurutnya, kenaikan harga cabai dipicu oleh ketersediaan stok di pasaran yang menipis dan adanya peningkatan permintaan konsumen.

 “Ya seperti biasa, penyebabnya stok sedikit,” ucapnya. 

Tingginya harga cabai ini lah yang menyebabkan pedagang kesulitan untuk menentukan harga jual eceran. Sebab tidak semua konsumen bisa memahami kondisi fluktuasi harga. 

Disinggung terkait daya beli masyarakat, Rumini menyatakan bahwa ada penurunan. Banyak konsumen yang mengurangi pembelinya cabai, khususnya rawit merah. 

“Pelanggan yang biasanya beli 1/2 kg, dikurangi jadi 1/4 kg. Yang biasanya 1/4 kg, berkurang jadi 1 ons. Sekalian banyak yang beli cabai campuran, seperti cabai rawit merah di campur cabai merah keriting atau cabai lainnya. Ini yang kadang bingung menentukan harga, sebab cabai jenis lainnya juga masih tinggi,” ucapnya. 

Sebagai informasi, harga cabai rawit hijau saat ini Rp 52.500 per kg. Cabai merah keriting Rp 57.500 per kg, cabai merah besar (teropong) Rp 57.500 per kg.

Sementara itu, kenaikan harga cabai dikeluhkan oleh ibu-ibu rumah tangga. Mereka terpaksa mengurangi penggunaan cabai lantaran menyesuaikan dana yang ada. 

“Saat harga cabai tinggi, mau tidak mau ya mengurangi memasak masakan pedas meski akan mengurangi selera makan. Ya mau gimana lagi? Kalau beli cabai dalam jumlah seperti biasanya, yang lain nggak kebeli,” tutur Mariyatun, warga Tingkir, Salatiga. 

Dia berharap harga cabai pada saat lebaran nanti bisa turun. “Tanpa masakan pedas, hidangan Lebaran kurang afdol. Semoga harga bisa turun, sehingga bisa masak makanan pedas saat Lebaran nanti,” pungkasnya. (Angga Rosa | Mantranews.id)