Berita Infrastruktur

Ingkar Janji, Lima Pengusaha Stockpile di Weleri Kendal Terancam Ditutup!

Proses perbaikan jalan di Kecamatan Weleri yang dilakukan oleh DPUPR bekerja sama dengan salah satu pengusaha stockpile di kawasan itu. (Arvian Maulana | Mantranews.id)

KENDAL, Mantranews.id – Lima pengusaha stockpile yang berjanji untuk berkontribusi dalam perbaikan jalan rusak dan bergelombang di empat desa di Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal ingkar janji.

Camat Weleri Dwi Cahyono Suryo menuturkan, perbaikan jalan rusak dan bergelombang akibat aktivitas truk dump stockpile di empat desa, yakni Desa Sumberagung, Bumiayu, Nawangsari, dan Penyangkringan sudah dimulai.

Perbaikan ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kendal bersama pengusaha stockpile di kawasan itu. Di mana pengusaha stockpile sepakat untuk memasok material perbaikan jalan dengan spek Lapis Pondasi Agregat (LPA) kelas A.

Namun sayang, lima pengusaha dari enam pengusaha stockpile yang sebelumnya sepakat untuk berkontribusi dalam perbaikan ini justru ingkar janji.

“Dari keenam perusahaan stockpile yang ada, hanya satu perusahaan yang mau urunan memperbaiki bareng PUPR yaitu PT Sumber Alam. Yang lainnya belum tahu alasannya apa,” jelas Camat Weleri itu di Kendal, pada Minggu (23/3).

Diimbuhkannya bahwa ada 10 titik perbaikan jalan yang akan dilakukan selama 6 hari. Rinciannya, tujuh titik rusak berat dan tiga titik rusak ringan atau jalan timbul melembung.

Pihaknya pun akan menunggu itikad dari lima pengusaha stockpile lain untuk bisa berkontribusi dalam perbaikan selama enam hari tersebut.

“Kita tunggu 6 hari ke depan, karena perbaikan 3 hari untuk wilayah Desa Nawangsari dan Sumberagung. Kemudian 3 hari berikutnya Desa Bumiayu dan Penyangkringan,” bebernya.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Kendal Sisca Meritania memastikan bahwa pihaknya akan memantau dan mengawasi perbaikan jalan ini.

“Ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami sebagai anggota dewan. Jadi kami akan mengawasi pelaksanaan dari pembangunan jalan yang rusak, sehingga kalau tidak sesuai kesepakatan maka stockpile0nya akan kita tutup,” ujar Sisca.

Diketahui, perbaikan jalan di empat desa tersebut berawal dari keresahaan warga karena kondisi jalan yang amburadul dan rusak parah. Bahkan tidak jarang menyebabkan kecelakaan lalu lintas karena banyaknya truk dump milik usaha stockpile yang lalu-lalang.

Kemudian warga yang sebelumnya akan mengadakan aksi, akhirnya dipertemukan dengan para pengusaha stockpile dan tercapai kesepakatan perbaikan jalan yang rusak dengan spek LPA kelas A. Para pengusaha pun siap gulung tikar jika tak berkontribusi dalam perbaikan jalan tersebut. (Arvian Maulana | Mantranews.id)