Berita Ekonomi

Soal Isu Pengoplosan Pertamax, Begini Respons Warga Kabupaten Semarang hingga Pertamina!

Sejumlah sepeda motor sedang mengantre untuk mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU 44.505.06 Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Selasa (4/3). (Hesty Imaniar | Mantranews.id)

Sejumlah sepeda motor sedang mengantre untuk mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU 44.505.06 Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Selasa (4/3). (Hesty Imaniar | Mantranews.id)

KAB. SEMARANG, Mantranews.id – Pom bensin-pom bensin di sejumlah daerah masih ramai meski marak soal kasus pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM), tepatnya Pertamax.

Seperti diketahui bahwa akhir-akhir ini ramai soal Pertamax oplosan pada kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah hingga melibatkan pejabat di PT Pertamina (Persero). Kejaksaan Agung juga telah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus ini.

Keramaian antrean di jalur Pertamax pun nampak di salah satu SPBU di Kabupaten Semarang, tepatnya SPBU 44.505.06, Asmara, Jalan Ahmad Yani, Ungaran Timur, Selasa (4/3).

Dalam rentang waktu satu jam, antrean masih stabil, ada lima hingga enam motor yang silih berganti antre di pulau Pertamax. Hal yang sama juga terjadi di pulau Pertalite SPBU itu.

Menanggapi hal ini, salah seorang warga yang bekerja di wilayah Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, Erwin Khusnul menilai bahwa masyarakat terlanjur apatis soal kejahatan yang dilakukan para pejabat di Pertamina.

“Kemungkinan sudah apatis, sehingga berpikirnya sama-sama beli BBM, pilih yang tidak ada antrean panjang,” ungkapnya.

Meskipun sejak dulu ia membeli BBM subsidi, namun Erwin juga mengaku khawatir jika Pertalite yang biasa dia beli juga kandungan RON-nya tidak sesuai.

“Jangan-jangan Pertalite juga kandungan RON-nya bukan 90, tapi lebih rendah. Apalagi, konsumsi BBM saya juga akhir-akhir lebih cepat habis dibanding biasanya,” sebut dia.

Sementara ditemui terpisah, Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Taufiq Kurniawan menjelaskan bahwa kini jumlah pembelian Pertamax oleh konsumen di Jawa Tengah stabil bahkan tidak mengalami penurunan.

“Belum ada penurunan signifikan soal jumlah pembeli Pertamax di Jawa Tengah,” jelas dia.

Namun ditegaskan oleh Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari bahwa tidak ada pengoplosan pada BBM jenis Pertamax.

“Produk yang masuk ke terminal BBM Pertamina merupakan produk jadi yang sesuai dengan RON masing-masing, Pertalite memiliki RON 90 dan Pertamax memiliki RON 92,” terang dia.

Sedangkan untuk spesifikasi yang disalurkan ke masyarakat dari awal penerimaan produk di terminal Pertamina, juga telah sesuai dengan ketentuan pemerintah.

“Adapun treatment yang dilakukan di terminal utama BBM adalah proses injeksi warna (dyes) sebagai pembeda produk agar mudah dikenali masyarakat,” paparnya kembali.

Selain itu juga terdapat injeksi additive yang berfungsi untuk meningkatkan performance produk Pertamax.

“Jadi bukan pengoplosan atau mengubah RON. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax sampai saat ini,” tegas Heppy.

Pertamina Patra Niaga melakukan prosedur dan pengawasan yang ketat dalam melaksanakan kegiatan Quality Control (QC). Distribusi BBM Pertamina juga diawasi oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). (Hesty Imaniar | Mantranews.id)

Exit mobile version