GROBOGAN, Mantranews.id – Warga Kabupaten Grobogan mulai mengungsi, menyusul tanggul Sungai Tuntang di Desa Baturagung jebol mengakibatkan genangan banjir di sejumlah pemukiman mereka di dua desa di Kecamatan Gubug.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Masrikan di Grobogan, Senin (10/3) menyebut data sementara 280 pengungsi, baik dari Desa Ringinkidul maupun Batur Agung.
Ia mengungkapkan tanggul Sungai Tuntang jebol terjadi pada Minggu (9/3), pukul 06.00 WIB, menyusul tingginya debit air Sungai Tuntang.
Dari ratusan warga yang mengungsi tersebut, 60 orang mengungsi di pos gereja Ringinkidul, 90 orang di Masjid Ringinkidul, 100 orang di rumah kerabat, serta 30 orang mengungsi dari Desa Baturagung.
Sejak terjadi banjir, BPBD Kabupaten Grobogan sudah menerjunkan tiga tim penyelamat untuk membantu evakuasi warga yang dimungkinkan hendak mengungsi karena air yang mengalir melalui jebolan sungai masih deras.
BPBD Kabupaten Grobogan juga memberikan bantuan karung plastik untuk peninggian tanggul yang airnya mulai limpas maupun penguatan tanggul agar tidak jebol, melakukan droping bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir.
Tanggul Sungai Tuntang jebol tercatat empat kali selama 2025, sedangkan yang keempat ini tidak berdampak pada arus lalu lintas di Jalan Grobogan-Semarang.
Di sisi lain, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan melibatkan pemerintah pusat untuk memperbaiki tanggul jebol di Kabupaten Grobogan yang mengakibatkan banjir di wilayah utara.
“Kami nanti kerja sama dengan pemerintah pusat,” ucapnya Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Senin (10/3).
Ia mengatakan beberapa sungai yang menyebabkan banjir, di antaranya Sungai Wulan dan Sungai Lusi yang berada di bawah pengelolaan pemerintah pusat.
Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian terkait, salah satunya Kementerian Pekerjaan Umum terkait dengan normalisasi sungai.
“Harus kerja sama dengan pusat. Tagana sudah kami jalankan, sudah punya dapur umum juga,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyiapkan bantuan benih tanaman bagi para petani yang lahan persawahan terdampak banjir di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
“Yang jelas, kami ingin yang kena banjir begitu surut itu, bagaimana petani itu tidak terbebani untuk ongkos nanam lagi. Maka bibit kami upayakan kasih gratis untuk bibitnya, benihnya,” katanya, Senin (10/3).
Bantuan benih itu, kata dia, akan dipadukan dengan pendayagunaan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang sudah diberikan kepada petani.
Ia juga sudah meminta PT Pupuk Indonesia memberikan bantuan pupuk bagi petani yang sawahnya terdampak banjir di Kabupaten Grobogan.
Ia menyebutkan setidaknya ada 60.000 hektare sawah yang terdampak banjir dari total luas lahan baku sawah di Indonesia 7,57 juta hektare.
“Memang tidak banyak kalau dibandingkan dengan total semua luasan lahannya. Cuma memang kan apapun itu sahabat kita, apapun itu saudara kita yang harus kita bantu. Aku wong Grobogan juga,” tuturnya.
Sebagai putra daerah, ia sudah berkomunikasi langsung dengan Bupati Grobogan untuk memetakan warga yang terdampak banjir, termasuk petani dengan lahan kebanjiran.
“Saya sudah telepon tadi pagi sama Bupati Grobogan dan saya minta untuk disisir, siapa-siapa yang terkena dampak. Intinya pemerintah harus pemerintah harus selalu dekat dengan rakyatnya,” tegasnya. (Anta | Mantranews.id)