SALATIGA, Mantranews.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga akan mengkaji beban kerja pegawai hingga beban anggaran dari tambahan penghasilan pegawai (TPP).
Upaya ini dilakukan agar bisa mencapai target pengeluaran belanja pegawai sebesar 30 persen pada tahun 2027.
Wali Kota Salatiga Robby Hernawan menyebut bahwa saat ini anggaran belanja pegawai di Pemkot Salatiga sangat tinggi, yakni 44 persen.
“Itu termasuk TPP, gaji, dan lain sebagainya,” ungkapnya, baru-baru ini.
Untuk itu pihaknya akan melakukan analisa beban kerja seluruh OPD, termasuk RSUD Salatiga.
“Kita nilai beban kerjanya masing-masing, sehingga kita ketahui beban kerjanya dan akan ada efisiensinya,” tegas dia.
Ia menegaskan, Pemkot Salatiga menarget akan menurunkan belanja pegawai menjadi 30 persen pada tahun 2027 dan tidak bisa ditawar.
“Itu sudah patokan, tidak boleh enggak. Makanya kita betul-betul sedang melakukan efisiensi,” kata Robby.
Ke depan Pemkot Salatiga juga akan melakukan efisiensi pegawai, termasuk pegawai RSUD Salatiga yang masih banyak tenaga harian lepas.
“Kita sedang mencarikan solusinya. Industri di Salatiga seperti PT SCI masih membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Kemudian investor yang akan masuk juga bisa menyerap tenaga kerja sekitar 2.500 orang. THL yang jumlahnya sekitar 800 atau 1.000 orang kita akan kita salurkan ke sana. Kalau tidak mau, bukan urusan kita lagi sebab kita sudah mencarikan solusi,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot juga akan mengkaji beban anggaran dari TPP.
“Semua mata anggaran akan kita breakdown, jadi tidak serta-merta efisiensi itu dipotong sekian persen,” tutur dia.
Peraturan Wali Kota (Perwali) yang dinilai memberatkan anggaran turut dikaji agar bisa mencapai target belanja pegawai sebesar 30 persen itu.
Disinggung apakah efisiensi akan mempengaruhi pelaksanaan program, Robby menyatakan, tidak ada pengaruhnya dengan program yang telah direncanakan.
“Efisiensi tidak berpengaruh pada program wali kota. Efisiensi hanya berpengaruh pada operasional,” tegasnya.
Robby menjelaskan, ada 17 poin dalam efisiensi anggaran. Antara lain ATK, rapat dan perjalanan dinas.
“Misalnya rapat di luar kota, rapat dalam kota di hotel, itu yang kita tekan. Ngapain rapat di luar kota kalau hasilnya sama dengan rapat di dalam kota di ruang Kaloka (Setda Salatiga) gedung sendiri. Itu yang masuk efisiensi,” tandasnya. (Angga Rosa | Mantranews.id)