KAB. SEMARANG, Mantranews.id – Dalam kegiatan Gerakan Pengendalian atau Gerdal Hama Tikus yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, ribuan tikus berhasil dimusnahkan.
Salah satu petani asal Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Sinwan (60) mengaku kesal dan geram dengan munculnya serangan hama tikus di lahan-lahan persawahan. Ia pun harus mengalami gagal panen atau puso.
“Tadi saya dapat 72 ekor hama tikus. Sebelum acara ini pun sehari-harinya saya tangkap sendiri hama-hama tikus ini,” ungkap Sinwan, Minggu (20/4/2025).
Ia menilai jumlah hama tikus semakin banyak. Terutama ketika memasuki bulan puasa lalu.
“Dalam semalam, satu hingga tiga kotak lahan sawah rusak dan habis. Benar-benar geram sekali karena membuat saya gagal panen,” tambahnya.
Kendati demikian, di bulan Mei nanti ia berencana untuk kembali menanam padi meskipun harus merogoh kocek yang tidak sedikit.
“Biayanya sekitar Rp 10 juta per hektare (ha) untuk menyiapkan lahan pertanian untuk kembali ditanami lagi padi,” katanya.
Ditambahkan oleh Kepala Desa Sraten, Rochmat bahwa ia merasa prihatin karena serangan hama tikus menyebabkan lahan pertanian mengalami puso.
“Jadi sekarang kondisi petani kami ini jadi kecewa. Karena seharusnya di bulan Maret dan April ini bisa panen tapi tidak bisa panen karena hama tikus ini,” katanya.
Menurutnya serangan hama tikus itu disebabkan luapan air Danau Rawa Pening. Sebab populasi hama tikus menjadi menyebar dalam jumlah banyak.
“Memang kondisi air di Danau Rawa Pening ini sangat berpengaruh. Karena hama tikus ini memang rumahnya di sana, di Danau Rawa Pening,” ungkapnya.
Ia pun berharap, dengan “Gerdal Hama Tikus” dapat memberantas hama tikus yang banyak menyerang lahan-lahan persawahan petani.
“Di Desa Sraten sendiri, yang mengalami puso akibat hama tikus ini ada sekitar 25 hektare (ha) lahan persawahan, dari total 60 ha lahan sawah yang ada di Desa Sraten ini. Dan selama ini memang belum ada upaya pemberantasan hama tikus itu,” lanjut Rochmat. (Hesty Imaniar | Mantranews.id)