Berita Bisnis Pemerintahan

Tahun Ini Jateng Siap Bangun 16.000 Unit Rumah Subsidi

RUMAH

SEMARANG, Mantranews.id – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah (Jateng) berusaha mewujudkan program pembangunan tiga juta rumah yang terbagi dalam tiga wilayah utama, yakni satu juta unit di perkotaan, satu juta di pedesaan, dan satu juta sisanya di daerah pesisir.

Kepala Disperakim Jateng Arief Djatmiko menjelaskan bahwa pihaknya terus menjalin koordinasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan realisasi program tersebut. Ia menyebut program ini akan mencakup pembangunan rumah baru serta rehabilitasi melalui skema Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari pemerintah pusat.

“Yang sudah hampir pasti, program ini akan meliputi pembangunan baru dan rehabilitasi. Untuk pembangunan baru, kami menyebutnya sebagai bagian dari program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),” ujar Arief di Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/4/2025).

Arief menjelaskan bahwa penerima FLPP merupakan kelompok masyarakat dengan penghasilan bulanan maksimal Rp7 juta untuk lajang dan Rp8 juta untuk yang sudah berkeluarga.

“Rumahnya ini subsidi dengan bunga lima persen. Angka maksimal harga rumahnya di angka Rp166 juta,” sebutnya.

Arief menyatakan bahwa pada tahun 2024 lalu, pengembang di Jawa Tengah telah membangun sekitar 14.000 unit rumah dari kuota nasional sebesar 200.000 unit. Tahun ini, kuota nasional meningkat menjadi 350.000 unit.

“Untuk kesiapan di Jateng, kami sudah konsolidasi dengan Forum Komunikasi Pengembang Jawa Tengah yang beranggotakan sekitar 1.600 pengembang. Mereka menyatakan siap mendukung pembangunan rumah subsidi sebanyak 15.000 hingga 16.000 unit,” jelasnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, kata Arief, terus mendorong peningkatan kapasitas pembangunan rumah subsidi hingga mencapai 20.000 unit per tahun.

Salah satu insentif yang diberikan adalah kebijakan pembebasan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) melalui Peraturan Kepala Daerah (Perkada) di 32 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

“Mudah-mudahan kebijakan BPHTB nol persen ini menjadi insentif nyata bagi para pengembang,” harapnya.

Tak hanya dari sisi jumlah, Disperakim Jateng mendorong inovasi dalam penggunaan material bangunan ramah lingkungan. Salah satu inovasinya adalah penggunaan limbah batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai bahan bangunan alternatif.

“Kami fasilitasi inovasi ini meski skalanya belum besar. Ke depan kami ingin memperluasnya hingga ke pelaku UMKM agar mereka juga bisa memproduksi material bangunan yang ramah lingkungan,” tuturnya. Selain pembangunan reguler, Disperakim Jateng juga aktif dalam pembangunan rumah baru untuk korban bencana dan relokasi. Program ini menjadi bagian penting dari upaya peningkatan akses masyarakat kurang mampu terhadap rumah layak huni dan terjangkau di Jawa Tengah. (RIZ – Mantranews.id)