Berita Ekonomi

Soal Relokasi Pedagang ke Pasar Rejosari, DPD PSI Salatiga: Ada Gejala Power Syndrome

Seorang pedagang pasar pagi Kota Salatiga menunjukkan poster bentuk penolakan relokasi pasar, beberapa waktu lalu. (Angga Rosa | Mantranews.id)

SALATIGA, Mantranews.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga kembali menekankan adanya kajian mendalam atas rencana relokasi pedagang dari pasar pagi yang ada di kawasan Pasar Raya 1 Salatiga ke Pasar Rejosari.

“Kami telah melakukan kajian serta mendengar pendapat para pedagang dan melihat langsung ke lokasi. Atas dasar itu, kami menolak relokasi karena belum ada kajian lokasi yang digunakan untuk memindah pasar pagi,” kata Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit, Rabu (30/4).

Dance pun mengimbau Wali Kota Salatiga Robby Hernawan untuk berdialog bersama para pedagang untuk mencari solusi terbaik.

“Yang pasti relokasi pasar  jangan sampai merugikan pedagang. Mereka juga perlu persiapan, baik modal maupun secara psikologis terhadap masa depan pedagang berjualan ke tempat baru,” ucapnya. 

Kemudian, kata Dance, lokasi yang dituju sekarang juga dikenal padat lalulintas sehingga perlu persiapan tempat parkir. “Perputaran ekonomi di sana (pasar pagi) setiap hari itu sekira Rp 300 juta per hari. Jika kebijakan baru diterapkan kemudian justru membuat transaksi menurun tentu akan merugikan dan berdampak pada PAD,” tutur Dance.

Sebelumnya, perwakilan paguyuban pedagang Suniprat menjelaskan, lokasi Pasar Rejosari berdekatan dengan perempatan lampu merah ditambah dekat pula markas prajurit 411 TNI AD.

Nah, apabila kajian kurang menyeluruh dikhawatirkan memunculkan masalah baru,” tegasnya. 

Selain itu, di tengah kondisi ekonomi dunia yang berdampak perekonomian dalam negeri melemah kebijakan untuk merelokasi pedagang supaya ditinjau ulang. Bahkan, dilakukan kajian mendalam melibatkan berbagai unsur.

Dia memaparkan, jika suara para pedagang tidak didengar mereka akan viralkan agar diketahui Presiden Prabowo dan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi.

“Alasan pedagang menolak juga bukan tanpa sebab, karena banyak pembangunan pasar akhirnya mangkrak,” tandasnya.

Hal serupa dituturkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Salatiga Roy Sudiarto. Ia menuding rencana relokasi pasar pagi yang selama ini menempati lahan parkir Pasar Raya 1 dan Jalan Jenderal Sudirman ke Pasar Rejosari ada syarat kepentingan.

 “Keputusan ini dinilai tergesa-gesa, tidak berbasis kajian mendalam, dan mengabaikan aspirasi para pedagang kecil yang selama ini menggantungkan hidup dari aktivitas ekonomi di pasar pagi,” katanya, Kamis (1/5).

 Menurutnya kebijakan itu merupakan keputusan sepihak yang tidak berpihak pada masyarakat kecil.

“Tidak ada audiensi terbuka, tidak ada kajian keamanan dan fasilitas, serta tidak ada pelibatan stakeholder terkait. Ini menunjukkan gejala power syndrome dari pemimpin yang semakin menjauh dari rakyat,” ujar Roy. (Angga Rosa | Mantranews.id)