Blora, Mantranews.id – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Blora pada Senin (19/5/2025) sore hingga malam menyebabkan banjir merendam sepuluh kecamatan. Ribuan rumah terdampak dan sejumlah infrastruktur dilaporkan rusak.
Informasi tersebut disampaikan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Agung Triyono, pada Selasa (20/5/2025).
“Ke-10 kecamatan yang terdampak yaitu, Kecamatan Blora kota, Banjarejo, Jepon, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Kradenan, Randublatung, Ngawen, Kunduran,” tutur Agung melalui keterangan tertulis.
Hingga kini BPBD masih melakukan pendataan lebih lanjut terkait wilayah dan jumlah warga terdampak. Namun, sementara ini diketahui sekitar 1.600 rumah telah terendam banjir di sepuluh kecamatan tersebut.
“Belum selesai, saat ini masih pendataan,” singkatnya.

Agung menjelaskan, ketinggian air bervariasi di tiap lokasi. Di Desa Pelem, Kecamatan Blora, ketinggian genangan berkisar antara 30 sentimeter hingga satu meter.
Sementara itu, banjir bandang yang melanda Dukuh Jurangjero, Kecamatan Banjarejo, menyebabkan kerusakan berat pada sejumlah rumah warga.
“Rumah warga yang mengalami kerusakan berat, harus mengungsi mengungsi ke rumah saudaranya,” ujar Agung Triyono.
Di Kecamatan Ngawen, ketinggian air mencapai 40 sentimeter, dan hingga Selasa (20/5) pukul 06.00 WIB, air masih terpantau naik.
“Di Dukuh Kedaran dan Dukuh Pipes, Kecamatan Ngawen ketinggian genangan banjir mencapai 70 sentimeter,” ujarnya.
Selain permukiman, banjir juga merusak infrastruktur. Salah satu dampaknya adalah terputusnya jembatan penghubung antara Desa Gedebeg dan Desa Randualas.
“Saat ini imbas putusnya jembatan, mengakibatkan tidak bisa dilalui warga,” imbuhnya.
BPBD Kabupaten Blora terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa serta relawan untuk penanganan dampak banjir, termasuk evakuasi warga dan distribusi bantuan darurat. (Eko Wicaksono | Mantranews.id)