Kab. Semarang, Mantranews.id – BPJS Kesehatan Kabupaten Semarang mengimbau para peserta, khususnya Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI JKN), untuk rutin mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Imbauan ini datang sebagai respons atas dinonaktifkannya ribuan peserta PBI JKN di Kabupaten Semarang oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Kepala Cabang Kantor BPJS Kesehatan Ungaran, Subkan, menjelaskan bahwa data peserta PBI JKN sangat dinamis dan selalu diperbarui Kemensos setiap bulannya.
“Kami biasanya menerima surat resmi dari Kemensos RI setiap bulannya rutin terkait berapa peserta BPJS PBI JK yang aktif, masuk, hingga yang keluar. Tapi untuk bulan Juni tahun 2025 ini, kami belum mendapatkannya,” ujarnya pada Minggu (29/6/2025).
Meskipun kewenangan penonaktifan ada di pusat, BPJS Kesehatan memastikan akan aktif membantu reaktivasi kepesertaan. Ini akan dilakukan dengan pengecekan dan persetujuan ulang data.
Subkan juga menekankan pentingnya partisipasi aktif peserta PBI JKN dengan rutin mendatangi FKTP, bahkan saat tidak sakit.
“Mengecek FKTP itu tidak perlu menunggu saat sakit, bisa kapan saja. Karena kunjungan sehat ini penting agar petugas tahu peserta ini masih hidup dan aktif atau tidak,” tegasnya.
Dampak penonaktifan 21.158 peserta BPJS PBI JKN Kabupaten Semarang ini juga terasa di layanan rumah sakit. Direktur RSUD Mangunkusumo Ambarawa, dr. Hasti Wulandari, melaporkan bahwa banyak keluarga pasien yang datang ke IGD tidak menyadari status BPJS PBI JKN pasien sudah tidak aktif.
“Kondisinya memang banyak yang ingin dirawat tapi ternyata status BPJS-nya tidak aktif, makanya kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang,” jelas dr. Hasti.
Untuk mengatasi situasi mendesak, RSUD Mangunkusumo Ambarawa menyediakan layanan reaktivasi BPJS kilat. Peserta BPJS PBI JKN yang dinonaktifkan namun masuk rumah sakit dapat direaktivasi kepesertaannya langsung oleh pihak rumah sakit.
“Kami tinggal melakukan reaktivasi kilat ini dengan cara mengirimkan datanya, dan langsung aktif, bahkan tidak sampai lima menit untuk melakukannya,” pungkas dr. Hasti. (Lingkar Media Group Network)