Berita Peristiwa

Diterjang Rob, Objek Wisata Mina Mangrove Pati Hancur Lebur

Mina Mangrove

PATI, Mantranews.id – Objek wisata bahari Mina Mangrove yang berada di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah hancur lebur usai dihantam banjir rob dalam dua pekan terakhir.

Mulai dari akses jalan ke lokasi wisata hingga sejumlah fasilitas sarana dan prasarana (sarpras) juga rusak dihantam air laut.

Kepala Desa (Kades) Tunggulsari Setyo Wahyudi mengatakan, wisata Mina Mangrove yang berdiri sejak tahun 2018 telah mengalami kerusakan beberapa kali dan membuat eksistensi wisata menurun.

Beberapa upaya untuk mencegah datangnya air laut juga sudah dilakukan, seperti penanaman pohon mangrove di area bibir pantai.

“Tahun 2018 sudah ada wisata ini. Bahkan tahun 2021 silam, wisata menurut data dari Dinas Pariwisata. Ini objek wisata yang memiliki kunjungan tertinggi di tahun itu. Dampak rob tahun ini ke warga langsung, yang lebih besar lagi adalah dampak lingkungan. Terutama di sektor pariwisata,” ujar Setyo Wahyudi, Minggu (1/6/2025).

Dia mengatakan rob datang dengan skala besar terjadi pada 2022. Saat itu objek wisata yang sedang naik daun harus mengalami kehancuran setelah dihantam air rob.

Meskipun sudah beberapa kali dilakukan perbaikan terhadap sarpras, Wisata Mina Mangrove seakan sudah kehilangan eksistensi sebagai lokasi wisata.

Ia menyebut, beberapa fasilitas wisata mengalami kerusakan. Seperti spot foto, area parkir, papan jalan, hingga tanaman mangrove yang hilang karena tidak kuat menahan rob.

“Karena kejadian rob ini mulai tahun 2022 bulan Mei sampai tiga tahun terakhir intensitas ombak memang besar dan tinggi sehingga abrasi tiga tahun juga cukup besar. Menghabiskan pohon mangrove di pantai yang luasannya bisa mencapai 3 hektare luasan tiga tahun itu hilang. Sepanjang batas Desa Jepat Kidul dan batas Desa Jepat Lor,” jelasnya.

Selain itu, akses jalan dari permukiman warga sejauh 2 kilometer juga terendam rob. Dampaknya jalan menuju wisata ini rusak parah dan berlubang.

Oleh karena itu, dia berharap adanya kepedulian dari pemerintah. Ia menyebut, saat ini masih ada 36 rumah warga yang kebanjiran sejak dua pekan terakhir.

“Mungkin ada terobosan pemecah ombak, kemudian penghalang supaya abrasi tidak terjadi. Itu harapan yang kami harapkan. Sehingga jika kelestarian alam dan abrasi bisa diminimalisir sektor wisata otomatis bisa bergerak,” tuturnya. (ARIF FEBRIYANTO – Mantranews.id)