Berita Ekonomi

Omzet Pengepul Kulit Blora Anjlok Drastis: Pabrik Kini Bayar Pakai Utang!

Pengepul kulit di salah satu wilayah Kabupaten Blora saat sedang bertransaksi dengan pembeli, baru-baru ini. (Dok. Pribdo | Mantranews.id)

Blora, Mantranews.id – Dunia industri kulit di Blora tengah menghadapi badai ekonomi. Para pengepul kulit kambing dan sapi di daerah ini mengalami penurunan omzet yang sangat signifikan.

Kondisi ini dipicu oleh lesunya konsumsi dan mobilitas masyarakat, bahkan setelah momen Idul Adha yang biasanya menjadi puncak panen kulit.

Pengusaha pengepul kulit, Hantoro, yang berlokasi di Jalan Halmahera, Desa Kauman, Kecamatan Blora Kota, mengungkapkan kekhawatirannya.

Ia biasa menjual kulit-kulit yang dikumpulkannya ke pabrik-pabrik pembuat sepatu, tas, hingga kerajinan kulit lainnya. Namun, di tahun 2025 ini, penjualan ke pabrik tak lagi selancar dulu.

“Terutama saat pembayaran dari pabrik ke pengepul. Biasanya, pabrik membayar langsung, namun sejak tahun ini, sistem pembayaran dari pabrik menggunakan sistem utang,” ujar Hantoro, Selasa (10/6/2025).

Omzet Anjlok Drastis, Modal Pun Tersendat

Hantoro menilai, kondisi ekonomi saat ini sangat lesu, jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya, hasil yang didapat dari penjualan kulit ke pabrik menurun drastis, mencapai 50 persen.

“Pembayaran dari hasil penjualannya ke pabrik di kondisi ekonomi saat ini kurang bagus, pabrik membayarnya dengan utang,” keluhnya.

Ia menjelaskan, mekanisme pembayaran dari pabrik kini berjalan dengan sistem cicilan, bahkan bisa sampai empat hingga enam bulan.

ini tentu saja menyulitkan operasional usaha pengepul. Hantoro terpaksa harus mencari modal tambahan sendiri untuk bisa tetap belanja kulit dari masyarakat.

“Jadi harus cari modal sendiri dulu untuk belanja kulit,” jelasnya.

Kulit-kulit ini umumnya dikirim ke pabrik-pabrik di Magetan, Bandung, dan sentra produksi sepatu kulit lainnya.

Mencari Solusi di Tengah Badai Ekonomi

Di tengah situasi sulit ini, Hantoro dan para pengepul lainnya terus berupaya mencari solusi. Salah satu strategi jangka pendek yang sedang mereka tempuh adalah mencari produsen atau pabrik baru yang membutuhkan bahan baku kulit, namun dengan sistem pembayaran tunai (cash).

Harapannya, langkah ini bisa menjadi angin segar bagi industri kulit lokal di Blora yang sedang menghadapi tantangan berat akibat perlambatan ekonomi. (Eko Wicaksono | Mantranews.id)