Berita Pemerintahan

Atasi “Pulau Sampah” di Tambakrejo, Pemkot Semarang Prioritaskan Pendekatan Budaya dan Edukasi

Wali Kota Semarang = Agustina Wilujeng Pramestuti (Lingkar Media Group Network)

Wali Kota Semarang = Agustina Wilujeng Pramestuti (Lingkar Media Group Network)

Semarang, Mantranews.id – Tumpukan sampah yang mengubah bekas tambak di Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang menjadi ‘pulau sampah’ memicu keprihatinan.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyayangkan perilaku warga yang sengaja membuang sampah ke lokasi tersebut.

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berkomitmen untuk menangani masalah ini secara bertahap, dengan fokus pada pendekatan budaya dan partisipasi aktif masyarakat.

“Kita akan cari tokoh sentral di situ, karena budaya masyarakat kita itu biasanya ‘kan dari keteladanan. Kalau satu orang membuang sampah di situ, yang lainnya ikut. Maka ini harus mengedukasi pelan-pelan, karena ini perubahan budaya,” jelas Agustina pada Sabtu (28/6/2025).

Selain edukasi, Pemkot juga akan segera membersihkan timbunan sampah dan melakukan pengawasan lanjutan.

Agustina menekankan pentingnya peran camat dan lurah untuk mendekati warga secara perlahan dalam proses pengawasan ini.

Ia juga menyoroti kebutuhan akan tempat pembuangan sampah yang layak dan sistem pengambilan sampah yang terorganisir, yang memerlukan edukasi serta pengelolaan aktif dari pihak kelurahan dan jajarannya di lapangan.

Mengenai wacana pengalihfungsian kawasan bekas tambak menjadi fasilitas umum, Agustina menegaskan bahwa Tambakrejo menjadi prioritas untuk peningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

“Mau puskesmas di mana, mau pasar di mana, mau TPS di mana, semua akan dibuat DED-nya (Detail Engineering Design). Tapi harus dikaji dulu, kita akan undang stakeholder yang punya sense ekonomi, supaya apa yang dibangun betul-betul dibutuhkan masyarakat,” imbuhnya.

Perluasan fungsi ini juga membutuhkan proses renovasi dan persetujuan dari pemilik lahan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Arwita Mawarti, menjelaskan bahwa sampah yang menumpuk berasal dari dua sumber: sampah laut yang terperangkap dan warga sekitar yang sengaja membuang sampah.

Sebagai penanganan jangka pendek, DLH akan menggelar kerja bakti bersama warga pada Jumat, 4 Juli. Sementara itu, solusi jangka panjang melibatkan koordinasi dengan pihak berwenang untuk pengelolaan sampah.

“Kami akan meningkatkan sosialisasi kepada warga agar tidak membuang sampah ke lokasi tersebut. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan, kecamatan, DPU dan BBWS untuk membuang ke disposal area yang ditentukan,” pungkas Arwita. (Lingkar Media Group Network)

Exit mobile version