Berita Headline Pemerintahan Pendidikan

Sekolah Rakyat Manfaatkan Kemitraan di Wilayah Blank Spot, Dimulai dari Kabupaten Semarang

Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Bagus Suryo Kusumo. (Hesty Imaniar | Mantranews.id)

Kab. Semarang, Mantranews.id – Angka serapan siswa jenjang SMA dan SMK di Jawa Tengah yang masih minim menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah.

Menjawab tantangan ini, DPRD JatengbersamaPemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng segera menggulirkan program Sekolah Rakyat yang akan memfungsikan sekolah-sekolah mitra untuk menjamin akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Anggota Komisi E DPRD Jateng, Bagus Suryo Kusumo, menyoroti rendahnya serapan siswa di sekolah formal, terutama sekolah negeri.

“Untuk sekolah swasta yang bermitra dengan Pemprov Jateng dan DPRD Jateng baru menyerap 70,69 persen siswa. Dan dari 70,69 persen ini siswa yang sekolah di sekolah negeri hanya 41,69 persen,” kata Bagus saat ditemui di Kompleks GOR Pandanaran Wujil, Kabupaten Semarang, Senin (9/6/2025).

Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa di Jawa Tengah yang tidak dapat bersekolah di sekolah negeri, dan opsi sekolah swasta seringkali terkendala biaya tinggi.

“Maka dari itulah, kami ini bermitra dengan sekolah-sekolah yang memang menjadi mitra baik di DPRD Jateng dan Pemprov Jateng,” tegas Bagus.

Fokus pada Akses ‘Blank Spot’ dan Integrasi BSM

Kemitraan ini secara khusus menyasar sekolah-sekolah di wilayah “blank spot”, yaitu daerah dengan akses pendidikan yang terbatas.

Salah satu contohnya adalah Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, yang kini menjadi lokasi kemitraan antara Pemprov Jateng dengan SMA Muhammadiyah SumowonodanSMK Al-Mina Bandungan.

Di kedua sekolah mitra ini, Pemprov Jateng akan menanggung biaya pendidikan untuk satu kelas di masing-masing sekolah, yang akan diisi oleh 36 siswa.

“Jadi, di dua sekolahan mitra kami ini ada satu kelas yang mana satu kelasnya bisa diisi oleh 36 siswa, dan siswa yang belajar di dua sekolah tersebut, yaitu SMA Muhammadiyah Sumowono dan SMK Al-Mina Bandungan inilah yang akan dibiayai oleh Pemprov Jateng,” jelas Bagus.

Program ini akan terintegrasi dengan sistem Bantuan Siswa Miskin (BSM), di mana biaya sekolah akan dibayarkan langsung oleh pemerintah ke sekolah mitra.

Target 5.000 Siswa di Jateng dan Harapan Masa Depan

Bagus Suryo Kusumo optimis program ini akan segera berjalan. “Di bulan Juli nanti di tahun ini sudah bisa dinikmati oleh siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, dengan total kuota se-Jawa Tengah ada 5.000 siswa dari keluarga kurang mampu ini yang bisa sekolah di program Sekolah Rakyat tersebut,” tegasnya.

Ke depannya, meskipun Pemprov Jawa Tengah mungkin belum mampu membangun unit Sekolah Rakyat baru, Bagus berharap kemitraan dengan sekolah swasta akan terus diperluas dan kuotanya ditambah.

“Tapi nanti harus jumlah volumenya ditambah lagi dari tahun ini, karena yang paling penting adalah, anak-anak Jateng khususnya dari keluarga kurang mampu ini harus bisa sekolah sesuai Undang-Undang (UU) yang berlaku ini secara gratis,” pungkasnya. (Hesty Imaniar | Mantranews.id)