Berita Ekonomi Headline

Terlalu Andalkan Tembakau, Ekonomi Kudus Anjlok di Angka 2,78 Persen

Kepala Bappeda Kudus = Sulistyowati (Lingkar Media Group Network)

Kudus, Mantranews.id – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus terperosok ke angka 2,78 persen, jauh di bawah target nasional 8 persen dan bahkan lebih rendah dibanding daerah-daerah sekitar.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus mengakui capaian ini menjadi tantangan serius bagi kesejahteraan masyarakat.

“Pertumbuhan ekonomi kita sedikit lebih rendah dibandingkan daerah sekitar. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemkab Kudus. Apalagi target nasional 8 persen, itu sangat sulit kita capai,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kudus, Sulistyowati, belum lama ini.

Ketergantungan pada Industri Tembakau dan Minimnya Investasi Jadi Biang Kerok

Sulistyowati menjelaskan, sektor pengolahan menjadi penyumbang terbesar perekonomian Kudus, mencapai 75 persen.

Namun, dominasi ini justru membuat ekonomi Kudus kurang variatif dan rentan terhadap guncangan. Terlebih, sektor pengolahan tersebut didominasi oleh industri hasil tembakau.

“Kita sangat bergantung pada industri pengolahan, khususnya hasil tembakau. Sayangnya, kebijakan dari pusat soal cukai dan ekspor-impor kian menyulitkan sektor ini berkembang,” ungkapnya.

Selain itu, minimnya investasi baru juga memperparah kondisi. Dengan luas wilayah yang terbatas, Kudus menghadapi kendala lahan untuk pengembangan industri baru.

Banyak investor yang akhirnya membatalkan penanaman modal karena keterbatasan lahan produktif.

Situasi ini diperburuk dengan banyaknya investor lama yang tidak mampu bertahan akibat kendala lahan, perizinan, hingga tekanan regulasi nasional.

Pemkab Kudus Siapkan Strategi Diversifikasi Ekonomi

Meski menghadapi tantangan berat, Pemkab Kudus tidak tinggal diam. Berbagai skema dan strategi sedang disusun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk diversifikasi sektor unggulan dan peningkatan kapasitas UMKM lokal.

“Kita akan terus berjuang agar pertumbuhan ekonomi di Kudus tetap meningkat, meskipun tidak mudah,” pungkas Sulistyowati. (Lingkar Media Group Network)