Artikel Pendidikan

Dilema di Titik Senja, Kebimbangan Guru di Kudus yang Terjepit Realita Sosial

Penampilan kelompok teater guru Kabupaten Kudus bertajuk Dilema di Titik Senja di Auditorium UMK, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Kamis malam (3/7/2025). (Lingkar Media Group Network)

Penampilan kelompok teater guru Kabupaten Kudus bertajuk Dilema di Titik Senja di Auditorium UMK, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Kamis malam (3/7/2025). (Lingkar Media Group Network)

Kudus, Mantranews.id Gemuruh tepuk tangan membahana di Auditorium UMK, Kabupaten Kudus, Kamis malam (3/7/2025), menyambut usainya pertunjukan teater bertajuk “Dilema di Titik Senja”.

Lebih dari sekadar pementasan biasa, drama ini menyuguhkan potret mendalam tentang kebimbangan dan perjuangan guru honorer, berhasil memukau penonton dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kudus.

Kisah yang mengharukan ini, disutradarai oleh Eko Ari Wibowo dan ditulis naskahnya oleh Siti Nur Hasisah, mengisahkan seorang guru honorer yang terperangkap dalam persimpangan antara idealisme mulianya sebagai pendidik, desakan realistis dari tuntutan keluarga, dan kerasnya realita sosial.

Ahmad Sofya Edi, Koordinator MGMP Bahasa Indonesia SMP Kudus, menjelaskan konsep di balik pementasan ini.

“Konsepnya menggambarkan seorang guru yang mengalami dilema antara idealismenya sebagai pendidik dan desakan keluarga untuk berpikir realistis,” ujarnya.

Pementasan ini sejatinya dirancang untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025, namun berbagai kendala membuat penayangannya tertunda hingga awal Juli ini.

Bagi Ahmad Sofya Edi, pentas ini bukan sekadar ajang unjuk kebolehan, melainkan medium pembelajaran karakter yang tak ternilai bagi seluruh pemainnya.

“Saya ingin guru-guru punya kompetensi lain, dalam hal ini teater. Karena ternyata teater itu banyak sekali manfaatnya. Mulai dari melatih karakter, keberanian, empati, dan rasa percaya diri,” ungkapnya.

Kehadiran Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, menambah semarak dan legitimasi pertunjukan ini. Bupati bahkan memberikan pujian setinggi langit, menyebut pementasan tersebut “sangat luar biasa” karena mampu menampilkan kondisi sosial yang nyata.

“Saya mendapatkan pelajaran tentang pentingnya keteguhan hati dan pengabdian seorang guru kepada bangsa,” ucap Bupati, terinspirasi oleh lakon yang disajikan.

Tak hanya mengapresiasi, Sam’ani Intakoris juga menyatakan dukungannya terhadap perkembangan teater sekolah di Kudus. Ia bahkan membuka pintu Pendopo Kabupaten Kudus sebagai panggung bagi karya-karya teater sekolah ke depannya.

“Potensi teater sekolah di Kudus sangat luar biasa. Pendopo terbuka untuk siapa pun yang ingin menampilkan karya teater. Ini penting, karena seni dan budaya membawa pesan moral yang kuat,” pungkas Bupati Sam’ani, memberikan harapan baru bagi dunia seni peran di Kota Kretek.

“Dilema di Titik Senja” menjadi bukti nyata bahwa seni, khususnya teater, mampu menjadi cermin realitas, penyampai pesan moral, sekaligus medium pengembangan diri yang berharga bagi para pelaku dan penikmatnya. (Lingkar Media Group Network)

Exit mobile version