Berita Pendidikan

Pendaftar Minim, Kuota Afirmasi SPMB Gelombang II Kabupaten Semarang Tak Terisi Penuh

Nampak area dalam SMA Muhammadiyah Sumowono, Kabupaten Semarang. Jumlah siswa yang mendaftar pada SPMB Gelombang II di sekolah ini sangat kecil. (Lingkar Media Group Network)

Kab. Semarang, Mantranews.id – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Gelombang II Jawa Tengah (Jateng) di Kabupaten Semarang menghadapi kendala serius terkait minimnya jumlah pendaftar.

Padahal, gelombang khusus ini dirancang untuk program kemitraan jalur afirmasi, yang bertujuan memberikan kesempatan pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Pemerintah Provinsi Jateng sendiri menyediakan 5.004 kursi afirmasi secara nasional untuk jalur kemitraan ini.

Di Kabupaten Semarang, dua sekolah kemitraan, yaitu SMA Muhammadiyah Sumowono dan SMK Al Mina Bandungan, memiliki total kuota afirmasi program kemitraan sebanyak 72 Calon Murid Baru (CMB).

Angka ini didasarkan pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Prioritas 1 (P1), P2, dan P3. Namun, hingga penutupan SPMB Gelombang II pada Rabu (9/7/2025), kuota di wilayah tersebut baru terisi 23 CMB dari kedua sekolah.

Peluang Afirmasi untuk SPMB Sangat Kecil

Wakil Kepala SMA Muhammadiyah Sumowono, Dwi Iswanti, mengakui adanya banyak kendala di lapangan. Ia mencontohkan kondisi serupa di sekolah negeri, seperti SMAN Ambarawa, yang dari 110 kuota afirmasi hanya terisi 47 CMB.

“Padahal itu berdasarkan pada data di SPMB 2025, dan data itu kami terima. Artinya peluang kami sangat kecil bahkan untuk mendapatkan CMB dari jalur afirmasi saja,” keluhnya.

Upaya jemput bola telah dilakukan oleh SMA Muhammadiyah Sumowono dengan mengunjungi tujuh CMB jalur afirmasi.

Namun, hanya empat CMB yang berhasil masuk ke sistem SPMB. Tiga CMB lainnya bahkan tidak muncul dalam sistem, dan hingga kini pihak sekolah belum mendapatkan jawaban terkait masalah tersebut.

Wali Murid Kecewa Pengumuman SPMB Terlambat

Sementara itu, Kepala SMK Al Mina Bandungan, Nikma Lailatul Qodariyati, menilai dibukanya SPMB Gelombang II Jateng Tahun 2025 justru sangat membantu sekolahnya.

SMK Al Mina Bandungan berhasil menambah sembilan peserta dari total sepuluh siswa yang lolos pada SPMB Gelombang I melalui jalur afirmasi ini.

“Karena memang ada beberapa anak yang CMB-nya sudah terdaftar di akun dan belum terakomodir di gelombang pertama masih bisa terfasilitasi,” imbuhnya.

Meski demikian, Nikma juga menghadapi masalah baru. Saat mengumumkan kelulusan, sekitar 80 persen dari CMB yang lolos ternyata sudah mendaftar ke sekolah swasta berbayar.

“Banyak sekali orang tua CMB yang kemudian menyayangkan mengapa informasi sepenting itu baru disampaikan setelah masa pengumuman cadangan. Sehingga akhirnya program ini menjadi kurang maksimal,” terang Nikma.

Hal ini mengindikasikan adanya masalah komunikasi dan waktu penyampaian informasi yang krusial bagi keberhasilan program afirmasi ini. (Lingkar Media Group Network)