PATI, Mantranews.id – Aktivis Pati Cahaya Basuki alias Yayak Gundul, menyebut Polresta Pati telah lalai dalam mengeluarkan izin untuk aksi demo tanggal 19 September 2025 di depan Gedung DPRD Pati Jumat kemarin.
Pasalnya setelah aksi demo tanggal 13 Agustus, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) yang diwakili oleh Botok dan Teguh Istianto telah sepakat untuk tidak ada aksi demo selama Pansus Hak Angket berjalan.
Dalam surat kesepakatan tersebut, keduanya berikrar di hadapan Kapolresta Pati Kombespol Jaka Wahyudi untuk bersama-sama menjaga kondusifitas dengan tidak melakukan aksi demo.
Akan tetapi kenyataannya, Polresta Pati disebut Yayak melakukan pembiaran dengan adanya aksi demo kemarin. Dimana Botok dan Teguh dengan lantang berbicara diatas mimbar.
“Terkait aksi tanggal 19 September kemarin itu yang mengatasnamakan masyarakat. Tapi harus diakui itu adalah Botok cs, padahal kan sebelumnya dia sudah ada kesepakatan tidak akan ada demo selama pansus berjalan. Tapi saya menilai itu bukan kesalahannya botok, melainkan polisi. Kalau polisi membiarkan botok demo ya polisi salah,” cetusnya, Minggu (21/9/2025).
Yayak juga menyebut aksi kemarin sudah disetting bersama dengan DPRD, untuk menjatuhkan Bupati Sudewo dari singgasana.
“Saya kira itu temu kangen botok cs dengan bosnya DPRD. Lucunya lagi nama saya disebut, menunjukkan mereka itu terganggu dengan laporan saya,” sautnya.
Ketua Umum Ormas Mantra ini juga menyoroti ramainya anak-anak kecil yang ikut dalam kerumunan demo.
“Banyak anak-anak yang ikut di area demo. Harusnya polisi tegas, apa mereka mendukung membiarkan botok cs demo,” tambahnya.
Dirinya meyakini, masyarakat Pati saat ini sudah cerdas dan bisa menilai arah dan tujuan dari aksi demo yang terus dilakukan tanpa tujuan yang pasti.
Untuk menciptakan Pati yang kondusif, Yayak ingin agar pihak kepolisian sebagai pionir utama harus tegas dalam bekerja. (red)
