PATI, Mantranews.id – Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Kabupaten Pati mengakui hingga saat ini belum memiliki data pasti mengenai jumlah perajin tahu dan tempe di wilayah setempat.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Distapang Pati, Wahyu Setyawati, dalam acara penyaluran subsidi harga tingkat produsen komoditas kedelai dan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) jagung di Desa Trimulyo, Kecamatan Kayen, Senin (6/10/2025).
Ketiadaan data tersebut dinilai menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya penyerapan hasil panen kedelai dari para petani lokal. Padahal, perajin tahu dan tempe merupakan konsumen utama kedelai sebagai bahan baku produksi.
“Maksimal nanti Januari, saya harus tahu data perajin tahu tempe. Memang ketika kami tidak dilandasi dengan data, kemungkinan untuk tidak sasaran itu memang besar. Jadi nanti akan kita data dulu,” ujar Wahyu.
Kondisi ini berdampak pada sulitnya petani kedelai dalam memasarkan hasil panennya, karena belum adanya jalur distribusi yang jelas menuju konsumen akhir seperti perajin tahu dan tempe.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, meminta Distapang Pati segera melakukan pendataan. Menurutnya, data perajin tahu dan tempe sangat penting untuk mempermudah distribusi hasil panen dari petani ke konsumen.
“Kami harus punya data konsumen akhir, dinas kabupaten harus efektif menyiapkan data. Sehingga kemudian apa yang diinginkan pak gub ini bisa terealisasi,” kata Dyah.
Dyah menambahkan, keluhan utama petani selama ini adalah kesulitan dalam pemasaran hasil panen. Dengan adanya data konsumen akhir, seperti perajin, maka program Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi dapat lebih tepat sasaran dan memberikan manfaat langsung bagi petani. (Arif Febriyanto – Mantranews.id)