Berita

PCNU Pati Kecam Tayangan Trans7 yang Diduga Menghina Pondok Pesantren

PCNU Pati

PATI, Mantranews.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama atau PCNU Pati turut mengecam tayangan di televisi nasional Trans7 yang mengandung unsur dugaan ujaran kebencian terhadap pondok pesantren. Hal itu diungkapkan oleh Ketua PCNU Pati KH. Yusuf Hasyim, Senin (20/10/2025) di ruang kerjanya.

Menurutnya, apa yang ditayangkan oleh Trans7 tidak mencerminkan suatu media televisi nasional. Sebagai televisi nasional, seharusnya Trans7 bisa memberikan tauanhkan yang mendidik untuk masyarakat, bukan justru yang menjerumuskan masyarakat untuk membenci pondok pesantren sebagai salah satu sistem pendidikan agama Islam.

PCNU Pati juga sepakat dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak pemerintah untuk mencabut izin operasional Trans7 sebagai hukuman atas tayangan yang dinilai menyesatkan masyarakat.

“Apa yang dilakukan oleh media nasional Trans7 kami cukup prihatin, karena masih melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi media. Kami PCNU Pati mengecam bertuliskan, kami meminta pemerintah untuk mencabut izin karena sudah sangat keterlaluan,” pintanya.

Meskipun dari pihak Trans7 sudah menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas tayangan tersebut. Hal tersebut dinilai KH. Yusuf belum cukup karena tidak akan memberi efek jera bagi manajemen.

Tayangan tersebut juga dinilai merusak marwah pondok pesantren yang selama ini berperan penting dalam perjalanan panjang masyarakat Indonesia dari era kolonial sampai saat ini. Sehingga penutupan izin operasi dan proses hukum dinilai sebagai langkah tepat untuk segera dilakukan.

“Tidak cukup minta agar, kalau semua orang yang melakukan kesalahan cukup minta maaf selesai ya tidak ada pembelajaran. Karena bukana hanya masalah sepele, ini masalah entitas pesantren,” imbuhnya.

KH. Yusuf juga mendukung gerakan disejumlah daerah untuk segera mengadili manajemen Trans7. Meskipun demikian, untuk menciptakan Pati kondusif, ia meminta kepada PCNU Pati untuk tidak melakukan aksi-aksi demo. (Arif Febriyanto – Mantranews.id)