PATI, Mantranews.id – Pelaksanaan Liga Sepak Bola Antardesa se-Kabupaten Pati yang digelar selama dua pekan, sejak 14 hingga 30 Desember 2025, menuai sorotan. Kontroversi mencuat setelah laga final di Stadion Joyokusumo Pati, Selasa (30/12/2025), memperlihatkan tim juara dari Desa Wonorejo, Kecamatan Tlogowungu, hanya menerima hadiah berupa piala dan satu dus makanan ringan.
Kondisi tersebut menjadi perhatian publik, terutama jika dibandingkan dengan pelaksanaan liga serupa di Kabupaten Kudus, di mana juara pertama mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 5 juta.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermades) Kabupaten Pati, Tri Haryama, enggan merinci hadiah yang sebenarnya diberikan panitia kepada pemenang. Menurutnya, substansi utama kegiatan tersebut bukan pada besaran hadiah, melainkan semangat kompetisi dan antusiasme masyarakat.
“Hadiahnya tidak perlu kami sampaikan yang penting semangatnya dan animo masyarakat. Ini sejak tanggal 13, animo masyarakat relatif antusias hanya saja suporter sering provokasi, biasalah,” ungkapnya.
Pada pertandingan final tersebut, tim kesebelasan Desa Wonorejo berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Desa Pohgading, Kecamatan Gembong, dengan skor tipis 1-0.
Tri menambahkan, Desa Wonorejo selanjutnya akan mewakili Kabupaten Pati dalam Liga Sepak Bola Antardesa tingkat Karesidenan Pati yang akan digelar di Stadion Safin Trangkil. Kompetisi tersebut akan diikuti oleh perwakilan dari Kabupaten Jepara, Kudus, Rembang, Blora, dan Grobogan.
“Pemenangnya nanti maju ke tingkat karesidenan, kalau tidak salah tanggal 5 Januari di Stadion Safin Trangkil. Nanti panitia tidak di kabupaten, tapi di provinsi. Mudah-mudahan bisa menghidupkan dan membina pemuda-pemuda yang ingin menjadi atlet sepakbola,” tandasnya. (Arif Febriyanto – Mantranews.id)
