Berita Pemerintahan

Bocor, Rembesan Air Tanggul Sungai Jratun di Karanganyar Demak Sebabkan Banyak Kecelakaan

C42617EE 4153 47BB 9EAE B8A4DA56C2E5

DEMAK, Mantranews.id – Tanggul Sungai Jratun atau Saluran Induk Klambu Kiri kembali bocor. Bahkan rembesan air sampai sampai menggenangi jalan.

Kondisi ini sangat di keluhkan warga karena tak jarang banyak pengendara roda dua terpeleset jatuh, akibat kondisi jalan yang licin karena genangan air dari titik kebocoran, tepatnya di depan Masjid Besar Al-Madinah Karanganyar Kabupaten Demak.

Meski tidak turun hujan, setiap harinya jalan di depan masjid tersebut selalu mengalir air. Ternyata air di jalan tersebut berasal dari titik penambalan tanggul yang jebol beberapa waktu lalu saat banjir kedua di awal Februari 2024. 

Diketahui, titik jebol di tanggul tersebut sudah dilakukan penambalan dengan menggunakan lemah padas serta dipondasi menggunakan batu alam. Meski sudah ditambal, namun nyatanya air masih rembes. 

“Sejak habis banjir kedua (bocor). Sangat mengganggu. Soalnya jalannya licin, kalau belok itu gampang terpleset. Banyak orang yang jatuh disitu,” kata Farida, pedagang Mi Ayam yang ada didekat area tanggul bocor, Minggu (4/8). 

“Iya (tetep bocor). Harusnya di tambal lagi, disini sering banyak yang jatuh. Ini didepan warung ini juga banyak yang jatuh kalau mau jajan kesini. Ini airnya mengalir ke gorong-gorong samping rumah orang,” imbuhnya. 

Dirinya berharap kebocoran tanggul tersebut dapat segera ditangani oleh yang berwenang. 

“Secepatnya ditanggulangi lagi agar nggak bocor lagi,” harapnya. 

Dirinya juga mengaku khawatir jika kebocoran terus menerus dibiarkan dan tidak dilakukan penanganan dapat menyebabkan jebol kembali. 

“Khawatirlah kalau jebol lagi. Kemarin itu kerugiannya hampir Rp 20 juta an karena bakso-bakso yang ada di freeser kebuang semua, ayam yang mau buat jualan juga kebuang,” ungkapnya. 

“Selama banjir saya nggak bisa jualan, banjir pertama sebulan gak jualan, banjir kedua sebulan gak jualan. Nggak ada pemasukan sama sekali terus ambil uang tabungan,” sambungya. 

Senada, warga lain, Imam (58) menambahkan bahwa penambalan tanggul tersebut harusnya di beton. 

“Sejak penambalan sampai saat ini (bocornya). Pengerjaan kalau menurut saya kurang pas, harusnya di cor ini. Kalau kayak gini sama diurug padas kurang pas harusnya di beton,” katanya. 

Dirinya juga mengaku terganggu dengan rembesan air hingga ke jalan raya. 

“Ya ganggu lah, wong kayak gini kok nggak ganggu, ganggu perjalanan dampaknya ya ada yang kepleset atau jatuh seperti itu,” ungkapnya.  

Senada dengan Farida, Imam juga khawatir tanggul tersebut tidak kuat menahan debit air saat memasuki musim hujan atau kiriman air dari hulu. Dirinya pun berharap kebocoran tanggul tersebut dapat di perbaiki. 

“Harapanya masyarakat ya harus di (rapeti) pemerintah harus jeli, minimal dirapeti di beton, kemungkinan kalau ada air besar ya bedah lagi. Khawatir nya seprti itu. Musim hujan atau air turun itu kan pasti besar kan tekananya, bahanya disitu. Harus dicor,” pungkasnya. (Han-Mantranews)