PATI, Mantranews.id – Belakangan ini masyarakat di Kabupaten Pati dihebohkan dengan isu sesar Pati megatrhust. Pergerakan sesar ini diyakini oleh para ahli berada di antara Kabupaten Pati, Rembang, dan Blora. Pergerakan semakin dipercaya setelah amblesnya jalan menuju ke Pelabuhan Juwana Pati sepanjang kurang lebih 50 meter.
Menanggapi adanya isu ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetya, meminta kepada masyarakat agar tidak panik. Sebab, berdasarkan deteksi dari para ahli diyakini amblesnya jalan tersebut bukan karena adanya pergerakan lempeng di bawahnya. Melainkan akibat dari aktivitas alat berat yang sedang melakukan normalisasi sungai Juwana.
Meski demikian, pihaknya tetap meminta kepada masyarakat untuk senantiasa waspada mengingat pergerakan sesar yang masih mungkin terjadi.
“Tidak berdampak. Kota yang di Utara Jawa itu tetap diminta waspada meskipun barangkali tidak terdampak langsung tapi dampak tidak langsung dari bencana itu pasti akan dirasakan oleh daerah-daerah yang relatif aman,” ujarnya, Selasa (3/9).
Kemudian, Budi menambahkan bahwa gempa bumi berkekuatan tinggi atau megathrust ini diakibatkan salah satunya bidang patahan dan tumbukan lempeng bumi yang berpotensi Magnitudo tinggi yakni 8 sampai 9 Skala Richter (SR).
Lebih lanjut, Pati sendiri lebih dekat ke Sesar Kendeng dan Sesar Muria. Sehingga lebih mungkin terjadi gempa ketimbang daerah lain yang masih di lingkaran sesar Pati.
“Kalau di Pati beberapa kali kesempatan kita ini juga dekat dengan sesar yang namanya sesar Kendeng, kemudian kita juga ada sesar Muria. Kita kebetulan berada di dekat pegunungan Kendeng, maka untuk Pati saya tidak bisa memastikan bahwa Pati itu kena, tidak,” tambahnya.
Disisi lain, Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko juga menyebut jika adanya sesar ini mungkin akan berdampak pada bencana tsunami. Kendati demikian, dikatakan jika kemungkinan kecil terjadinya tsunami.
Masyarakat pun diminta untuk tetap waspada. Termasuk menanggapi adanya jalan ambles di Pelabuhan Juwana untuk tidak panik.
“Yang penting kita memahami, termasuk apakah tsunami mungkin terjadi? Mungkin, tetapi tidak sebesar di pantai selatan. Mohon disikapi tidak dalam ketakutan, tetapi kita harus siap,” tandasnya. (rif/bas-Mantranews).