SEMARANG , Mantranews.id – Keluarga almarhumah dr. Aulia Risma Lestari, mahasiswi Undip yang diduga mengalami perundungan dari seniornya saat menempuh PPDS di RS Kariadi, hingga nekat bunuh diri telah membuat laporan ke Polda Jawa tengah.
Kuasa hukum keluarga dr. Risma, Misyal Achmad, mengatakan bahwa pihaknya telah melaporkan dugaan kasus pengancaman, intimidasi, dan pemerasan yang dialami kliennya saat menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi ke Polda Jawa Tengah.
“Kami berterima kasih kepada Polda Jateng, SPKT, dan Dirkrimum yang telah menerima laporan kami. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada Menteri Kesehatan yang telah mendukung serta menguatkan keluarga almarhumah untuk membuat laporan demi keadilan yang ingin mereka perjuangkan,” ujar Misyal, Rabu (4/9) sore.
Aulia Risma, yang merupakan mahasiswa PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro, diduga mengalami perundungan selama masa pendidikan. Terdapat intimidasi dan ancaman yang dihadapi korban, dan semua bukti terkait telah diserahkan kepada pihak kepolisian. Misyal menegaskan bahwa kasus ini harus diusut tuntas agar tidak ada korban lain yang mengalami hal serupa, mengingat ada indikasi bahwa korban-korban lain juga takut untuk melapor.
“Kami berharap kasus ini menjadi pintu masuk bagi korban-korban lain untuk berani mengadu, agar dunia kesehatan kita tidak tercemar oleh hal-hal negatif,” tambahnya.
Misyal juga menjelaskan bahwa korban kerap diperlakukan tidak manusiawi dalam menjalani pendidikannya, dengan jadwal yang tidak lazim. Korban harus bekerja dari pukul 03.00 pagi hingga 01.30 dini hari setiap harinya, yang akhirnya membuatnya jatuh sakit. Meski keluarga korban sudah melaporkan hal ini kepada pihak program studi, tidak ada tindakan yang memadai hingga akhirnya terjadi tragedi tersebut.
Saat ditanya mengenai siapa yang dilaporkan, Misyal menjawab bahwa belum bisa menyebutkan nama karena korban telah meninggal dunia. Namun, laporan tersebut mencakup dugaan pengancaman, intimidasi, dan pemerasan yang dilakukan oleh beberapa senior korban.
“Ada beberapa orang yang terlibat, termasuk senior korban. Nanti hasil penyelidikan akan menunjukkan siapa saja yang bertanggung jawab, karena jelas ada unsur pembiaran dalam kasus ini,” ungkapnya.
Keluarga korban telah berkali-kali melaporkan kondisi Aulia kepada pihak program studi sejak tahun 2022, namun tidak ada tanggapan yang memadai. Saat ini, pihak keluarga masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian, sementara Kementerian Kesehatan juga ikut mendampingi dalam proses ini.
Kasus ini menjadi semakin berat bagi keluarga Aulia Risma, mengingat dua minggu setelah meninggalnya Aulia, sang ayah juga berpulang. (riz/bas-Mantranews).