Berita

800 Hektare Tambak Abrasi di Demak, Warga Dua Desa Kehilangan Mata Pencaharian

Tambak Abrasi di Demak

DEMAK, Mantranews.id – Ratusan hektare tambak abrasi di Demak kian parah dan membuat sejumlah warga harus kehilangan mata pencahariannya.

Kepala Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Demak, Rifqi Salafudin mengungkap, ratusan hektare tambak milik petani sudah tidak bisa difungsikan. Hal ini mengganggu perekonomian warga, sebab tambak jadi sumber penghasilan utama bagi mereka.

“Saat ini sudah hampir 800-an hektare tambak tak bisa difungsikan. Warga jelas kehidupannya susah,” ujar Rifqi dalam kegiatan serap aspirasi yang digelar oleh Anggota DPR RI Hindun Anisah di Demak, baru-baru ini. 

Untuk itu ia berharap pemerintah memberikan perhatian dan penanganan serius pada persoalan ini. Salah satunya dengan menerjunkan alat berat guna membantu meninggikan tanggul tambak.

“Kita butuh alat berat untuk bisa membantu meninggikan tanggul serta menormalisasi tambak-tambak masyarakat,” ungkapnya. 

Hal serupa diungkapkan oleh warga lain, Khoirotun. Ia menuturkan, dulunya petani tambak di Desa Purworejo dan Morodemak bisa panen tiga kali dalam setahun. Tapi sekarang, bahkan mereka nyaris tak berpenghasilan.

“Dulu sebelum kondisi parah begini, warga di sini hampir bisa dipastikan panen tiga kali dalam satu tahun. Tapi, kondisi sekarang ini jangankan tiga kali, bisa panen sekali saja sudah bersyukur,” ujarnya. 

Menanggapi keluhan warga, Anggota Komisi IV DPR RI Hindund Anisah menegaskan akan menindaklanjuti keluhan itu. “Kami akan segera menindaklanjuti agar KKP segera turun tangan,” tegasnya.

Menurutnya, kondisi tersebut dipicu adanya perubahan iklim yang ekstrem. Kendati demikian, pihaknya sadar bahwa kondisi ini tidak bisa disepelekan. “Ini tidak bisa disepelekan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) harus mengambil langkah-langkah penyelamatan kehidupan warga pesisir di Demak, karena menyangkut mata pencaharian masyarakat,” tuturnya. (Network Lingkar/Mantranews.id)