SALATIGA, Mantranews.id – Tingkat okupansi hotel di Kota Salatiga berpotensi menurun sampai 50 persen lantaran terdampak kebijakan efisiensi anggaran. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar okupansi hotel ditopang dari kegiatan yang digelar instansi pemerintah.
Marketing Communication Laras Asri Resort & Spa, Vinkan Sunggar mengatakan, selama ini Kota Salatiga menjadi salah satu tujuan Meetings, Incentives, Conventions, dan Exhibitions (MICE) berbagai daerah, baik di Jawa Tengah maupun daerah lainnya. Seiring adanya kebijakan efisiensi anggaran, tentunya pemerintah akan mengurangi kegiatan di luar daerah.
“Nah, kebijakan pengurangan kunjungan kerja (kunker) tentunya akan berimbas pada okupansi hotel, termasuk di Laras Asri Resort & Spa. Dan hal itu, sudah kami rasakan. Okupansi hotel menurun jika dibandingkan tahun kemarin,” katanya, Rabu 12 Februari 2025.
Menurutnya, tingkat okupansi hotel saat ini kemungkinan menurun hingga 50 persen. Meski begitu, saat ini di tempatnya bekerja belum ada pengurangan karyawan.
“Kemungkinan pengurangan karyawan ada jika okupansi terus menurun selama beberapa bulan. Untuk mengantisipasi turunnya jumlah okupansi hotel secara drastis, kami harus lebih gencar melakukan promosi,” jelas dia.
Menurutnya, turunnya angka okupansi ini juga akan berimbas pada pembelian bahan makanan. Sehingga para pedagang yang biasa menjual bahan sayuran ke hotel juga ikut terdampak.

“Jumlah tamu menurun, tentunya pembelian bahan makanan untuk keperluan hotel juga menurun. Sehingga dia berharap kepada pemerintah agar lebih memperhatikan industri perhotelan juga, sebelum membuat kebijakan,” terang Vinka.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga Yasip Khasani membenarkan jika kebijakan efisiensi anggaran akan berdampak pada pendapatan asli Kota Salatiga. Sebab Kota Salatiga sering menjadi tempat tujuan rapat-rapat dinas dari daerah di sekitar Jawa Tengah.
“Maka menurut pandangan saya, nanti untuk pajak hotel dan restoran, itu akan ada sedikit penurunan. Tapi bisa siasati dengan meningkatkan daya tarik wisata di Salatiga. Sehingga yang masuk di hotel itu tidak lagi pegawai-pegawai yang melakukan konsinyering (pengumpulan/proses mengumpulkan pegawai di suatu tempat, red.). Tetapi wisatawan yang memang berkunjung di Salatiga,” katanya. (Angga Rosa | Mantranews.id)