BLORA, Mantranews.id – Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Jateng dijadwalkan akan menindaklanjuti penyebab kebakaran pasar induk Cepu. Hal itu diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Blora AKP Selamet, Minggu (26/1).
“Besok Senin (27/1) Labfor akan kesini,” singkat AKP Selamet saat ditemui di lokasi bersama tim Inafis Blora yang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Pasar Induk Cepu.
Sementara saat ditanya terkait temuan atau hasil olah TKP tim Inafis pihaknya enggan menjawab dan meminta untuk menunggu hasil dari pemeriksaan Puslabfor Polda Jateng.
Hingga saat ini (pasca dilakukan olah TKP), dugaan penyebab insiden kebakaran pasar Cepu yang menghanguskan puluhan kios dengan perkiraan kerugian hingga milyaran rupiah belum dapat dijawab oleh pihak kepolisian Polres Blora.
Di sisi lain, Kabid Perdagangan Dindakop UKM Blora Margo Yuwono mengatakan Insiden Kebakaran Pasar Induk Cepu membakar 80 titik los di Blok D. Diungkapkan los tersebut adalah bangunan lama yang terbuat dari kayu.
“Los lama tahun 1988, bangunan dari kayu,” ujarnya.
Sementara, kata dia, luas bangunan tersebut mencapai 360 meter persegi yang mampu menampung 80 los. Dikatakan, secara data ada 52 titik los yang tidak aktif. Lalu ada enam titik yang dipergunakan untuk gudang.
“Saat ini yang masih aktif hanya 22 titik los,” ujar dai.
Dari data yang diterima Wartawan Lingkar di lokasi, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, total kerugian materil dari seluruh pengguna los pasar itu diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Pedagang Pasar Induk Cepu Alami Kerugian Hingga Ratusan Juta
Duka mendalam para pedagang pasar induk Cepu, Blora yang berada di blok kios D, Minggu (26/1). Imbas dari insiden tersebut para pedagang mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Didik salah satu pedagang pakaian, sepatu sandal yang berada di blok kios tersebut mengaku mengalami kerugian hingga setengah miliar. Lantaran semua barang yang berada di kios miliknya terbakar tanpa tersisa.

” Gak ada yang tersisa. Kerugian 500 juta rupiah. Libur dulu gak jualan. Berbenah dan pindah lokasi jualan,” ujar Didik sembari menatap seluruh bangunan itu rata dengan tanah.
Lalu, diungkapkan pada saat kebakaran terjadi ia telah menginstruksikan karyawan untuk berusaha menyelamatkan barang miliknya. Namun nahas api yang cepat membesar tak dapat menyelamatkan barang miliknya.
Atas insiden itu, ia tak berharap banyak, hanya saja ia ingin kembali berjualan di pasar tersebut.
“Harapannya segera dibangun lagi sehingga pedagang bisa kembali berjualan lagi,” ujarnya.
Senada dengan Didik, Abdul Madin, pedagang kosmetik juga mengalami kerugian yang sama besarnya dengan Didik.
“Semua barang yang di kios hangus terbakar. Kalau kerugian semua isinya sekitar Rp 500 juta,” kata dia.
Namun berbeda dengan Didik, Abdul Madin masih dapat menyelamatkan uang-uang yang ada di dalam brankas di kios miliknya.
“Alhamdulillah uang di kios tidak ikut terbakar seluruhnya,” kata dia.
Diungkapkan, brankas miliknya terbuat dari kayu jati yang tebal, sehingga api tidak membakar keseluruhan uang yang berada di dalamnya.
“Hanya uang didalam brankas yang masih bisa diselamatkan. Tapi saya tidak tahu berapa yang masih utuh,” kata dia.
Lebih lanjut, ia berharap pasar itu dapat dibangun oleh pemerintah dengan cepat. Sehingga ia dapat kembali bekerja lagi. “Saya kan juga kerja, jadi ingin kembali kerja lagi. Walaupun dari nol saya masih mau merintis usaha lagi,” harap dia.
Ditambahkan, pasar di Blok D itu ada 80 kios. Namun mayoritas digunakan untuk gudang, sehingga tidak keseluruhan kios aktif berjualan setiap harinya.
“Penghuni aktif hanya sekitar 10 pedagang saja,” pungkasnya. (cak/Mantranews.id)