INDONESIA, Mantranews.id – Asosiasi industri kayu Kota Hita, yang terkenal dengan kayu cedar Hita, tengah berupaya untuk meningkatkan lapangan kerja dari luar negeri dalam menghadapi kekurangan tenaga kerja yang serius, sehingga pada (31/1/2025) mereka mengadakan rapat diskusi dengan mengundang warga Indonesia yang mencari pekerjaan.
Tahun lalu, “industri pengolahan kayu” ditambahkan ke status tempat tinggal “keterampilan khusus”, yang diberikan kepada orang asing dengan keterampilan khusus yang diakui di Jepang.
Menanggapi hal ini, asosiasi industri kayu Kota Hita, yang terkenal dengan kayu cedar Hita, mengundang tiga orang Indonesia yang berharap untuk mendapatkan pekerjaan di kota tersebut.
Dengan memanfaatkan “keterampilan khusus”, mereka mengadakan pertemuan untuk membahas pendapat mereka dengan anggota asosiasi dan pihak lain.
“Kami mengadakan pertemuan pertukaran,” ungkap Ketua Koperasi Kayu Hita Seto Koichiro.
Diwakili oleh PT Palapa Muda Indonesia sebagai perwakilan Indonesia, mereka bertiga lulus dari universitas di Indonesia dan memperkenalkan diri mereka dalam bahasa Jepang yang fasih.

Setelah itu, pertanyaan-pertanyaan diajukan kepada hadirin, seperti “Berapa penghasilan yang ingin Anda peroleh?” dan “Berapa lama Anda ingin tinggal di Jepang dan apa yang ingin Anda lakukan setelah itu?”
“Rata-rata gaji bulanan lulusan universitas di Indonesia adalah 30.000 yen, jadi 150.000 yen sudah cukup. Setelah bekerja di Jepang selama lebih dari 10 tahun dan memperoleh keterampilan pengolahan kayu, saya ingin kembali ke Jepang dan memulai sebuah perusahaan,” ungkap ketiga lulusan dari universitas Indonesia tersebut.
Menurut serikat pekerja, industri kayu di Kota Hita juga mengalami kekurangan tenaga kerja yang serius, dan selama lima tahun ke depan mereka akan membutuhkan lebih dari 100 pekerja dari luar negeri, terutama dari Indonesia, yang ingin mengirim pekerja ke Jepang.
“Orang Indonesia bekerja sebagai pengasuh di kota ini dan memiliki reputasi yang baik, jadi kami ingin mempertimbangkan untuk mempekerjakan mereka. Kami ingin memberikan informasi dan memperkenalkan studi kasus kepada setiap bisnis sehingga orang-orang dapat memahami perbedaan agama dan budaya satu sama lain,” pungkas Ketua Koperasi Kayu Hita Seto Koichiro. (hms/Mantranews.id)