SEMARANG, Mantranews.id – Menyambut Hari Buruh Internasional atau May Day pada Kamis (1/5/2025), Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengeluarkan tiga program khusus untuk para buruh di Jawa Tengah (Jateng). Program-program ini bertujuan untuk memfasilitasi para pekerja, khususnya di sisi keamanan, keselamatan, hingga ekonomi. Program pertama yang diluncurkan, yakni tarif angkutan umum Trans Jateng untuk buruh dari Rp2.000 jadi Rp1.000.
“Terkait dengan transportasi yang biasanya (tiket, red) Rp 2.000, sekarang jadi Rp 1.000. Nanti edarannya segera diberikan,” kata dia saat halal bihalal bersama serikat pekerja/buruh, di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng, Semarang, Selasa (29/4/2025).
Nantinya program itu akan diberlakukan di moda transportasi yang lain secara bertahap, seperti Trans Semarang.
“Jadi, buruh, pelajar, disabilitas, dan orang tua sama untuk kami ‘openi’, tarifnya (Trans Jateng, red.) Rp 1.000,” jelas mantan Kapolda Jateng tersebut.
Luthfi juga mendorong agar Bus Rapid Transit (BRT) milik pemerintah, baik BRT Trans Jateng maupun BRT Trans Semarang mengakomodasi rute perjalanan yang menjangkau sejumlah wilayah di kawasan industri.
Selain subsidi tarif transportasi untuk buruh, pihaknya juga menginstruksikan perusahaan-perusahaan untuk menyediakan fasilitas daycare (tempat penitipan anak) untuk memberikan kenyamanan bagi buruh yang memiliki anak kecil.
“Bagi Bapak Ibu yang kerja, lha terus sing ngopeni anake sopo? (Lalu yang mengurus anaknya siapa?). Maka seluruh perusahaan harus punya daycare, dan tidak boleh dipungut biaya,” ujarnya.
Lalu program ketiga, Gubernur lignin koperasi buruh untuk memihak anggotanya dari sisi keterjangkauan harga bahan pokok. Koperasi ini juga didorong untuk bisa menjemput suplai stok barang atau bahan pokok dari produsen.
“Contohnya, ambil beras harus dari simpulnya beras, cabai harus ambil dari petaninya sehingga harga (bahan pokok) itu terjangkau,” ucapnya.
Selain itu, ia juga ingin buruh di Jateng punya jaminan hukum, kesehatan, upah, dan kesejahteraan lainnya.
Salah satu hal yang sudah diupayakan, adanya desk tenaga kerja di Polda Jateng. Desk ini bertujuan untuk mengawal persoalan-persoalan hubungan industrial agar permasalahan yang ada bisa terselesaikan dengan baik.
Menurutnya, buruh merupakan investasi yang harus dijaga kesejahteraannya. Sebab, tingginya kesejahteraan buruh akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi Jateng.
“Jateng banyak melakukan kemajuan. Buruh tak hanya sebagai alat produksi, tetapi suatu investasi yang harus kita jaga, sehingga perlu ada jaminan-jaminan dari pemerintah,” tuturnya.
Pihaknya pun senantiasa membangun komunikasi yang harmonis di antara tripartit, yakni pemerintah, buruh, dan pengusaha.
Dengan begitu, menurutnya, semua pihak bisa mendapatkan manfaat, buruh dapat bekerja dengan nyaman karena sejahtera, dan pengusaha juga menerima keuntungan dari hasil usahanya. (HMS – Mantranews.id)