Blora, Mantranews.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Jawa Tengah, akan melibatkan aktif masyarakat adat Samin atau Sedulur Sikep dalam program pertanian organik. Program ini menjadi salah satu prioritas Pemkab Blora untuk memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Keterlibatan Sedulur Sikep dalam pertanian organik akan dimulai sebagai proyek percontohan di Desa Plosokediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. Di lokasi ini, disiapkan lahan seluas 4 hektare untuk penanaman padi organik.
Bupati Blora, Arief Rohman, menjelaskan bahwa partisipasi Sedulur Sikep merupakan respons atas inisiatif mereka yang intens berdiskusi mengenai pertanian organik.
“Kami berencana libatkan Sedulur Sikep, termasuk juga pelatihannya. Pemerintah akan ikut mendampingi,” ujar Bupati Arief Rohman.
Usai berkoordinasi dengan kepala desa setempat, disepakati bahwa lahan pertanian seluas 4 hektare di Plosokediren sangat potensial untuk dijadikan program percontohan pertanian organik.
Tokoh Sedulur Sikep, Gunretno, mengonfirmasi adanya lahan tersebut dan berharap dapat menjadi contoh sukses.
Target Perluasan Pertanian Organik di Blora
Untuk menyukseskan program pertanian organik ini secara lebih luas, Pemkab Blora menyarankan setiap desa untuk menyiapkan minimal satu hektare lahan khusus sebagai uji coba.
Pemkab juga menargetkan lahan bengkok desa dapat dialokasikan untuk tujuan ini.
Keseriusan Pemkab Blora juga diwujudkan dengan pemberian pelatihan kepada kelompok tani mengenai budidaya pertanian organik. Komitmen ini terus didorong untuk memperluas lahan pertanian organik hingga ke pelosok desa di Blora.
Gunretno, sebagai tokoh Sedulur Sikep, menegaskan bahwa menjaga lingkungan adalah prinsip utama masyarakatnya. Menurutnya, salah satu cara melestarikan bumi adalah melalui pertanian organik.
“Ibu bumi sudah memberi, jangan malah ikut memberi sakit. Kalau bisa malah menjadi contoh, jangan menjadi hama yang merusak,” tegas Gunretno, menekankan filosofi Sedulur Sikep dalam menjaga alam. (Lingkar Media Group Network)