Semarang, Mantranews.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) kembali membuka kesempatan bagi calon siswa untuk melanjutkan pendidikan.
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahap 2 untuk SMA/SMK swasta program kemitraan resmi dibuka mulai 7 hingga 9 Juli 2025. Keputusan ini diambil menyusul masih banyaknya kursi kosong yang tersedia, yakni 3.091 kursi dari total kuota 5.004.
Kepala Disdikbud Jateng, Sadimin, menjelaskan bahwa pada SPMB tahap pertama, baru 1.913 Calon Murid Baru (CMB) yang diterima.
Ini berarti masih ada ribuan kursi yang belum terisi di 139 SMA/SMK swasta penyelenggara program kemitraan.
“Karena daya tampung belum terpenuhi, maka melalui SK Kepala Dinas Nomor 400.3.1/07807, kami menyelenggarakan SPMB tahap dua untuk memenuhi keterisian kursi yang masih kosong,” ujar Sadimin di Semarang, Senin (7/7/2025).
Siapa Saja yang Menjadi Prioritas SPMB Tahap 2?
SPMB tahap dua ini secara khusus menargetkan Calon Murid Baru (CMB) yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kategori ini mencakup prioritas satu (P1), prioritas dua (P2), dan prioritas tiga (P3).
Selain itu, anak panti dan anak tidak sekolah yang datanya telah terverifikasi dan tervalidasi melalui Data Terpadu (DT) Jateng per 26 Juni 2025 juga menjadi sasaran utama.
Kesempatan ini juga terbuka bagi CMB yang sebelumnya telah melakukan verifikasi berkas pada SPMB SMA/SMK negeri tahun ajaran 2025/2026 namun belum diterima. Syaratnya, status calon peserta didik dalam sistem Dapodik tidak aktif.
Sadimin mengungkapkan, dari sekitar 70 ribu anak miskin yang mendaftar ke sekolah negeri pada SPMB sebelumnya, sekitar 7.000 anak di antaranya belum mendapatkan tempat.
“Anak-anak yang belum tertampung inilah yang akan dioptimalkan penempatannya melalui program kemitraan di SMA/SMK swasta,” jelas Sadimin.
Disdikbud Jateng menegaskan bahwa program kemitraan ini merupakan wujud nyata upaya pemerintah dalam memastikan seluruh anak usia sekolah, khususnya dari keluarga kurang mampu, tetap dapat melanjutkan pendidikan menengah.
“Memang ada yang masuk DTKS tapi tidak melanjutkan sekolah. Tapi mayoritas tetap ingin melanjutkan. Maka dari itu, kesempatan ini kami buka seluas-luasnya agar tidak ada anak yang tertinggal pendidikan,” tegasnya. (Lingkar Media Group Network)