GROBOGAN, Mantranews.id – Debit air di Sungai Tuntang kembali naik pada Minggu (16/3). Akibatnya tanggul sementara yang dibangun untuk mengatasi banjir tergerus air dan kembali jebol. Akibatnya, pemukiman warga di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan kembali tergenang banjir.
PPK Opsda 4 BBWS Pemali Juana, Heri Santoso menyebut bahwa tanggul kisdam atau konstruksi bangunan air sementara untuk menahan aliran air jebol lantaran tingginya lebih rendah 1,5 meter dari tanggul existing.
Ditambah debit air di sungai meningkat usai hujan intensitas tinggi mengguyur. Akhirnya pada Minggu (16/3) pukul 04.00 WIB, tanggul itu jebol.
Pihaknya menghentikan proses penutupan tanggul jebol yang menyebabkan kawasan itu terendam banjir pada Minggu (9/3) lalu.
“Setelah surut, alat berat akan kami turunkan untuk menutup aliran air yang masuk ke sungai Tuntang,” katanya.
Sementara, air limpasan dari sungai itu menggenangi pemukiman warga, utamanya yang tinggal di Dusun Mintreng, desa setempat.
“Air limpasan mengikis tanggul sementara yang dibuat melingkar, kemudian jebol dan air masuk ke pemukiman warga di Dusun Mintreng,” ucap Darmanto, warga Dusun Mintreng Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Minggu (16/3).
Setidaknya empat Rukun Tetangga (RT) di kawasan itu terendam banjir setinggi 50 sentimeter.
“Air masuk ke pemukiman di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 05 Dusun Mintreng. Kemudian mengalir ke Desa Ringinkidul. Ketinggian air 50 sentimeter,” jelas Darmanto.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahju Tri Darmawanto mengatakan persoalan tinggi kisdam yang masih di bawah top tanggul sudah dibahas dalam rapat.
Kasus jebolnya tanggul Sungai Tuntang pada Minggu (9/3) mengakibatkan gelombang pengungsian dan dampak banjir yang semakin meluas.
Hingga Rabu (12/3), tercatat warga di 29 desa yang tersebar di enam kecamatan terdampak. Keenam kecamatan tersebut yakni Kecamatan Toroh, Purwodadi, Tawangharjo, Kedungjati, Gubug, dan Tegowanu.
Sementara jumlah warga yang terdampak mencapai 6.330 keluarga, sedangkan yang mengungsi totalnya ada 635 jiwa yang tersebar di beberapa titik pengungsian.
Banjir diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi pada 7 dan 8 Maret 2025 pukul 18.00 hingga 20.00 WIB terjadi di Kabupaten Grobogan serta kiriman air dari hulu Sungai Lusi, Glugu, dan Tuntang. Mengakibatkan sungai tidak mampu menampung debit air sehingga menyebabkan air meluap dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Grobogan. (Ahmad Abror | Mantranews.id)