PATI, Mantranews.id – Bupati Pati Sudewo menyatakan bahwa kebijakan lima hari sekolah yang akan diterapkannya tidak akan mengganggu kegiatan pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) yang selama ini berjalan pada sore hari.
“Lima hari sekolah Insyaallah akan kita mulai dari tahun ajaran baru ini 2025/2026 dan kami sudah berkomunikasi dan diskusi dengan PCNU Kabupaten Pati. Mereka sudah bisa menerima kebijakan lima hari sekolah. Yang SD hanya tambah 35 menit, yang SMP hanya tambah 40 menit. Jadi tidak mengganggu TPQ dan Madin,” ujar Bupati Pati Sudewo di Pati, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025).
Kebijakan ini, lanjut Bupati, dilakukan bertujuan untuk mencegah kenakalan remaja. Dengan diterapkan lima hari sekolah, maka siswa akan sibuk belajar dan tidak memanfaatkan waktu untuk tawuran antarkelompok siswa.
“Kami akan betul-betul mewujudkan kedisiplinan dan kejujuran kepada semua sekolah dan untuk murid tidak boleh ada markup nilai,” tutur Bupati.
Selain itu, menurut Bupati, anak-anak juga harus dibiasakan bersih-bersih, ngepel kelas, nyapu kelas, dan membersihkan kamar mandi.
“Dibiasakan ini juga dalam rangka penguatan karakter,” tegasnya.
Arah besar kebijakan pendidikan yang ditegaskan Bupati Pati Sudewo adalah: penguatan karakter melalui pembiasaan nilai-nilai, adab, tanggung jawab, dan etika sejak dini.
Ia menambahkan bahwa kecerdasan yang ingin dicapai bukan hanya intelektual, tapi juga spiritual, emosional, dan sosial.
“Semua itu dirangkum dalam dua kata: adab dan ilmu. Inilah dasar dari SDM (Sumber Daya Manusia) unggul yang ingin kita bangun,” jelasnya.
Meskipun demikian, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati Yusuf Hasyim mengatakan bahwa kebijakan lima hari sekolah perlu dikaji terlebih dahulu.
“Tadi kita juga menyampaikan ke beliau Pak Bupati, perlu ada kajian yang lebih lanjut. Kajian sosiologis kaitannya dengan regulasi dan lainnya, sehingga nanti tidak berbenturan,” ujarnya usai bertemu Bupati Pati Sudewo, Kamis (8/5/2025).
Tokoh NU itu mengatakan, kebijakan lima hari sekolah potensi berbenturan dengan TPQ dan Madin sehingga perlu dibentuk tim kajian agar keduanya dapat berjalan beriringan.
“Yang jelas bukan full day. Sementara konsep dulu ‘kan full day sehingga mengganggu pelaksanaan kegiatan pendidikan keagamaan, TPQ, Madin dan sebagainya. Tapi ini harus ada titik temu,” jelasnya.
Nantinya, kata dia, Pemkab Pati maupun PCNU bakal membentuk tim kajian untuk mencari solusi terbaik agar pendidikan madrasah bisa mengikuti kebijakan lima hari sekolah.
“Ada tim dari Disdik, nanti ketemu dengan Tim PCNU. Plus minusnya seperti apa, terus solusi-solusi kaitannya dengan pendidikan Madin seperti apa, jadi ini belum final. Maka nanti perlu ada kajian,” ucapnya.
Dia berharap, pembentukan tim kajian bisa dilaksanakan sesegera mungkin.
“Jadi ketika tahun ajaran baru nanti sudah ada rumusan yang jelas. Syukur-syukur TPQ dan Madin itu menjadi pendidikan karakter yang integral dengan pendidikan formal, SD dan SMP sehingga jalan semuanya,” tegasnya. (MUT/TYO – Mantranews.id)